Menyapa Wisata Berbasis Kearifan Lokal di Pantai Hutan Nepa Madura

misterpangalayo.com - Pesona Keindahan Wisata Pantai Nepa dan Hutan Kera Nepa di Pulau Madura. Kini akses menuju Pulau Madura semakin nyaman dan mudah pasca diresmikannya sebuah jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura di Provinsi Jawa Timur. Hal ini tentunya berdampak positif bagi perkembangan dunia pariwisata Madura. Banyak wisata Madura yang terbangun dari tidur panjangnya. Salah satunya adalah kawasan wisata Pantai Nepa dan Hutan Kera Nepa yang ada di Kabupaten Sampang.

#MenduniakanMadura: Pesona Keindahan Wisata Pantai dan  Hutan Kera Nepa di Pulau Madura
Pantai Nepa Kabupaten Sampang - Madura
Saya bersama travel blogger dari berbagai daerah di Indonesia melakukan perjalanan wisata ke kawasan tersebut. Ada yang berasal dari Medan, Lampung, Pontianak, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan daerah lainnya. Kami dikumpulkan oleh teman-teman dari Komunitas Blogger Madura (Plat-M) di Kota Surabaya sebagai meeting point-nya. 

Sebelum berangkat ke Madura, kami diarahkan menuju kawasan kaki jembatan Suramadu sisi Surabaya. Mengunjungi jembatan terpanjang di Indonesia ini, kami gunakan untuk berkenalan sesama travel blogger bagi yang belum pernah bertemu langsung.

Ber-wefie ria di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sisi Surabaya ||Taken by @atanasia_rian

Tepat pukul 12 siang waktu setempat, kami berangkat menuju Pulau Madura menggunakan Bus Pariwisata yang telah disediakan oleh Plat-M melewati jembatan Suramadu. Perjalanan dari Surabaya menuju lokasi wisata 'kerajaan kera Nepa' menempuh jarak sekitar 90 kilometer. 

Sepanjang perjalanan, seisi mobil tidak pernah senyap, berbagai tingkah lucu teman-teman membuat perjalanan terasa singkat dan sangat mengesankan. Mulai dari karaoke hingga saling bercerita pengalaman masing-masing seputar traveling.

Blogger Indonesia berada di dalam bus pariwisata menuju Pulau Madura

Sesampai di kawasan wisata Pantai Nepa dan Hutan Kera Nepa yang secara administratif terletak di Desa Batioh Kecamatan Banyuates, kami langsung menuju homestay yang telah disediakan oleh penduduk Batioh. Akses menuju homestay yang cukup sempit mengharuskan kami berjalan kaki sambil membawa seluruh barang-barang untuk bermalam. 

Desa Batioh penuh dengan kesederhanaannya memiliki produk wisata potensial yang siap mendunia. Selain itu, dengan menginap di rumah warga membuat kami ikut merasakan nilai kearifan lokal masyarakat Madura. Mulai dari keseharian rutinitas penduduk setempat, kuliner setempat, budaya setempat dan pastinya banyak hal baru yang bisa ditemukan disini.

Makanan khas ala masyarakat Batioh || Taken by @silviana

Homestay, pantai Nepa, dan Hutan Kera Nepa masih berada di dalam satu kawasan. Sehingga memudahkan kami untuk menikmati pesona wisata alamnya. Keramahan penduduk setempat dengan menyuguhkan makanan khas ala masyarakat Batioh mengawali aktivitas kami di sana. 

Saat traveling tidak sempurna rasanya apabila tidak mencicipi makanan khas daerah tujuan wisata. Teras homestay yang cukup besar menjadi lokasi ideal untuk saprahan sambil berinteraksi sesama blogger. Setelah mengisi perut, kami semua berjalan kaki melewati beberapa permukiman penduduk menuju Pantai Nepa yang jaraknya tidak begitu jauh dari penginapan. Tak lama, aroma laut mulai tercium di hidung saya. 

Spot menarik Pantai Nepa || Taken by @aya

Saya tidak menyangka, desa yang asri ini memiliki pantai perawan yang indah. Pantai Nepa mengingatkan saya dengan Objek Wisata Pantai Pasir Panjang di Kota Singkawang Kalbar. Pasirnya yang bersih dan masih alami, sangat disayangkan jika tidak mengabadikan momen tersebut dengan jepret-jepret.

Voli Pantai menjadi aktivitas favorit di Pantai Nepa || Taken by @apriej
Beragam aktivitas wisata yang bisa dilakukan di pantai ini, mulai dari bermain voli pantai hingga berenang sambil menikmati rimbunnya hutan Nepa dari kejauhan. Karena kawasan ini dibiarkan alami begitu saja, tidak usah heran apabila menemukan sampah seperti akar-akar tumbuhan atau daun-daun kering dari pepohonan sekitar. Air lautnya tak perlu dikhawatirkan karena masih bersih dan nyaman untuk melakukan aktivitas berenang di laut.

Berjalan kaki menyusuri garis pantai menuju Hutan Kera Nepa
Perjalanan kami tidak sampai di Pantai Nepa saja, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Hutan Kera Nepa. Sedikit berjalan kaki menyusuri pantai ke arah kanan, tibalah kami di kawasan wisata tersebut. Berada di bibir pantai utara Pulau Madura, wisata Hutan Nepa ini menjadi habitat ratusan kera ekor panjang. 

Gapura Hutan Kera Nepa || Taken by @mollyta
 
Memasuki kawasan wisata ini, pintu gerbang Hutan Kera Nepa berdiri dengan gagah menyambut kami. Uniknya para kera jenis fasciczalaris ini sudah tampak sedang duduk-duduk di dekat gapura yang seakan menyambut kedatangan pengunjung.

Beriringan dengan langkah kaki, pikiran saya langsung tertuju dengan Ubud Monkey Forest Bali yang saya kunjungi pada tahun 2015 lalu. Sama-sama menjadi habitat kera ekor panjang, akan tetapi jumlah kera di Hutan Nepa tidak sebanyak di Ubud Bali. Jika melihat keaslian tempat wisatanya, menjadi kebangganan tersendiri bagi saya telah mengunjungi hutan ini. Hutan Kera Nepa sudah sepantasnya dikunjungi travelers Indonesia maupun mancanegara. 

Dua sejoli di depan pintu masuk Hutan Kera Nepa || Taken by @apriej
Kera pemakan jagung tua mentah ini sangat jinak dan tidak pernah merasa terusik akan kehadiran kami kala itu. Menurut cerita dari juru kunci bahwa kera-kera di Hutan Nepa terbagi dua kelompok yang menempati dua bagian dari kawasan hutan, yaitu bagian utara dan bagian selatan hutan. Batas wilayah mereka hanya dibatasi oleh sebuah kayu yang dianggap sebagai tugu perbatasan. Uniknya lagi, masing-masing kelompok kera tersebut tidak akan melewati batas kekuasaannya.

Pohon keramat yang berada di tengah hutan sebagai tempat petilasan || Taken by @mollyta
Terlepas dari keunikan kera-kera Nepa, kawasan ini masih dikeramatkan oleh penduduk setempat untuk dijaga keasliannya. Terdapat pohon besar yang dikeramatkan untuk memohon hajat oleh warga setempat. Mereka akan menggelar semacam tasyakuran jika keinginannya terkabulkan. Keberadaan dua makam keramat tua yang bersandingan menambah kemistisan Hutan Nepa. Makam keramat tokoh orang Madura atau biasa disebut pujuk dan Datuk Dayak dari Kalimantan, konon kedua makam tersebut dijaga oleh kera Nepa.

Ini dia si kera baik hati yang mengiringi perjalanan kami | Taken by @ndop

Satu hal yang membuat saya takjub, diantara kera-kera Nepa yang malu-malu, ada seekor kera Nepa yang mengikuti dan mengiringi perjalanan kami mulai dari gapura hingga masuk ke dalam hutan. Walau perilaku kera dikawasan hutan ini jinak, para blogger tetap menjaga jarak demi alasan keamanan. Keamanan hanya kedok belaka, sebenarnya semua pada takut jikalau kera tersebut tiba-tiba ngamuk. 

Bangunan yang berada di tengah Hutan Nepa ini berfungsi untuk beristirahat
Semakin masuk ke dalam hutan, suasana semakin menunjukkan aura mistisnya. Dalam perjalanan, kami menemukan ranting-ranting pohon yang berpatahan dan terdapat bangunan untuk istirahat semacam aula kecil. Semakin ke dalam, suasana semakin terasa sedang mengikuti program uji nyali. Perjalanan kami di hutan Nepa pun berakhir di sebuah pohon besar yang dikeramatkan penduduk setempat. Setelah istirahat sebentar di area petilasan, kaki kami pun melangkah bersama menuju gapura dan si kera Nepa tadi kembali mengikuti kami hingga mendekati gapura.

Foto bersama Bapak Polisi dari Polres Sampang
Sesampai di gapura Hutan Kera Nepa, perwakilan Polres Sampang menghampiri kami. Mereka hanya ingin memastikan para travel blogger yang datang dari luar Madura sampai dengan selamat dan aman di tanah Madura. Tidak lupa untuk kami berfoto bersama dan setelah itu atas permintaan Bapak Kapolres Sampang, kami melakukan Mannequin Challenge bersama bapak polisi Sampang.

Senja sudah mulai kelihatan, kami kembali ke homestay dan bersiap untuk bersih-bersih dan makan malam bersama. Keterbatasan jumlah kamar mandi yang ada membuat kami mengantri untuk mandi. Lucunya lagi, ketika tinggal selangkah depan pintu kamar mandi tiba-tiba listrik mati. Akhirnya di dalam kamar mandi saya menggunakan fitur lampu sentar dari smartphone saya. 

Duduk lesehan di teras homestay menunggu hidangan makan malam datang || Taken by @dwiwahyudi
Menjelang makan malam, semua blogger yang sudah mandi duduk lesehan sambil mengobrol di teras homestay sembari menunggu hidangan istimewa ala warga Batiioh. Saya pribadi sangat menikmati menu makanan khas Madura dan teman-teman blogger lainnya juga dengan lahap menyantap makanan tersebut, seperti sayur daun kelor, sambal pencit, aneka macam hidangan ikan laut yang segar, dan banyak lainnya. 

Setelah makan makan, agenda selanjutnya adalah sarasehan bersama warga setempat. Tokoh masyarakat setempat H. Su`ud Ali merasa senang atas kehadiran blogger Indonesia yang telah membantu mempromosikan produk potensi wisata di Kabupaten Sampang.

Cerita pagi di Pantai Nepa || Taken by @wulankenanga
Keesokan harinya, aktivitas kami diawali dengan jalan-jalan pagi di Pantai Nepa untuk olahraga pagi sambil melihat pemandangan alam sekitar pantai dan lautan lepas, serta aktivitas wisata yang paling tidak boleh dilewatkan adalah menikmati matahari pagi (sunrise). Setelah itu, kami pun kembali ke homestay untuk sarapan. Sesampai di homestay, hidangan breakfast sudah tersedia dan para blogger pun langsung mencari posisi duduk yang nyaman untuk menyantap makanan pagi yang membuat nafsu makan bertambah.

Menu sarapan pagi ala masyarakat Madura || aken by @dwiwahyudi
Sarapan pagi selesai, kami semua bersiap-siap untuk mandi dan melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya yang ada di Pulau Madura untuk menemukan hal yang baru. Ingat, tujuan seorang traveler bukanlah pada destinasinya, tetapi bagaimana cara dia untuk melihat sesuatu yang baru. Esensi dari perjalanan kali ini adalah bahwa objek wisata pantai dan hutan kera Nepa masih belum banyak terjamah oleh masyarakat luas, sehingga kealamiannya masih terjaga.

7 komentar:

  1. gak mampir ke air terjun toro'an , pulau mandangin dan gua lebar eh iya lupa gak nyicipi nasi kobel khas sampang mas ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulilah sudah mampir ke air terjun toroan, gili iyang.. tapi pulau mandangin blm rejeki mas. Insyaallah next trip kesana....

      rekomendasi dong mas utk destinasi menarik lainnya di madura

      Hapus
  2. Ah baca ini jadi Kangen Madura dan teman".. Keseruan yg tak terlupakan..

    BalasHapus
  3. Jadi pengen ke madura lagii. Hmnn

    BalasHapus
  4. Bikin kangen ajaaaa... huhuhu... Semoga ada kesempatan ngetrip bareng lagi yaaa... Tentang Nepa ini belun aku tulis juga Dit..

    BalasHapus

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.