Harta Karun Sambas: Patung Emas Buddha yang Hilang dari Sungai Kalimantan hingga British Museum
misterpangalayo.com - Di Kalimantan Barat, aliran Sungai Sambas yang tenang menyimpan kisah sejarah luar biasa. Pada dekade 1940-an, sekelompok penduduk lokal menemukan sebuah guci tanah liat besar yang berisi benda-benda logam mulia di tepi sungai. Tak disangka, isi guci itu adalah sembilan patung Buddha dan Bodhisattva terbuat dari emas, perak, dan perunggu, yang kemudian dikenal sebagai Sambas Treasure.
Penemuan ini mengguncang dunia arkeologi. Bagaimana mungkin di pedalaman Kalimantan ditemukan artefak emas dengan gaya seni Jawa abad ke-8/9 Masehi ? Apa hubungan Sambas dengan pusat peradaban Buddha di Jawa atau Sumatra? Artikel ini mengulas asal-usul temuan tersebut, sejarah perdagangan di Kalimantan Barat, hingga analisis penulis untuk memahami misteri di baliknya.
Penemuan yang Menghebohkan
Pada tahun 1940-an, penduduk setempat menemukan sebuah guci besar berisi patung-patung logam mulia di tepi sungai atau pantai Sambas. Guci ini diduga terpendam selama berabad-abad, mungkin akibat bencana alam atau upaya menyembunyikan benda-benda sakral dari perampasan.
Temuan Sambas dipamerkan di British Museum |
Benda-benda tersebut kemudian dibawa ke Singapura dan dimiliki oleh Tan Yeok Seong, seorang kolektor terkenal. Pada tahun 1956, koleksi itu akhirnya disumbangkan kepada British Museum, tempat di mana artefak tersebut masih tersimpan hingga hari ini.
![]() |
Harta Karun Sambas |
Isi Harta Karun Sambas
Sambas Treasure terdiri dari: Sembilan patung Buddha dan Bodhisattva dengan bahan emas, perak, dan perunggu. Patung Buddha terbesar terbuat dari perak, setinggi sekitar 18 cm, dengan detail wajah, lipatan jubah, dan aura ketenangan khas gaya seni Buddha klasik.
Plakat perak bertuliskan mantra dhāraṇī di bawah patung, sebuah teks suci Buddhis yang diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk perlindungan dan berkah. Sebuah pedupaan berbentuk rumah kecil dari perunggu, yang mungkin digunakan dalam ritual.
Setiap artefak menunjukkan kualitas pengerjaan tinggi, halus, dan penuh simbolisme. Gaya seni yang digunakan mirip dengan gaya Sailendra dari Jawa Tengah pada abad ke-8/9, masa kejayaan Borobudur dan peradaban Buddha di Nusantara.
Jejak Jalur Perdagangan di Kalimantan Barat
Mengapa artefak berharga dari Jawa ditemukan di Sambas? Untuk memahami hal ini, kita perlu melihat peta perdagangan maritim pada masa lalu. Sungai Kapuas dan Sungai Sambas adalah jalur strategis yang menghubungkan pedalaman Kalimantan dengan Laut Cina Selatan.
Pada abad ke-7 hingga 10 Masehi, kerajaan-kerajaan seperti Sriwijaya di Sumatra dan Sailendra di Jawa aktif berdagang dengan wilayah Asia Tenggara dan Tiongkok. Kalimantan Barat, termasuk Sambas, mungkin menjadi pos perdagangan atau perhentian kapal yang membawa barang dagangan, termasuk benda-benda ritual.
Tidak menutup kemungkinan bahwa artefak Buddha ini dibawa sebagai hadiah diplomatik, persembahan, atau bahkan sebagai bagian dari aktivitas keagamaan komunitas Buddhis yang pernah singgah di Sambas.
Gaya Seni Jawa dan India
Analisis para ahli menyebut bahwa Sambas Treasure memiliki gaya seni yang dipengaruhi oleh seni Buddha India Timur, khususnya era Pala (Bihar dan Bengal). Memiliki karakteristik yang mirip dengan patung-patung di Borobudur, seperti ekspresi wajah Buddha, postur tubuh, dan detail ornamen.
Dikerjakan dengan teknik metalurgi canggih, seperti pembentukan logam mulia dengan cetakan lilin (lost-wax casting). Hal ini memperkuat dugaan bahwa patung-patung tersebut diproduksi di Jawa, lalu dibawa ke Kalimantan Barat.
Menyusun Potongan Misteri
Sebagai penulis, saya mencoba menggabungkan semua data sejarah, arkeologi, dan pola budaya untuk memberikan interpretasi:
Fakta
Artefak ditemukan di tepi sungai kemungkinan harta ini disembunyikan saat konflik, atau terkubur akibat banjir atau tanah longsor. Gaya seni Jawa Artefak berasal dari Jawa Tengah, dibawa melalui jalur perdagangan maritim.
Plakat dhāraṇī Artefak ini berfungsi sebagai pelindung spiritual dalam upacara keagamaan. Posisi di Sambas Sambas mungkin menjadi pusat singgah kapal atau komunitas Buddhis kecil yang berkembang di pedalaman Kalimantan Barat.
Bisa jadi patung ini adalah persembahan ritual untuk dewa sungai atau alam. Ketika arus perdagangan bergeser atau Islam masuk ke Nusantara (abad ke-13), benda-benda Buddha kuno ini hilang dari ingatan dan terpendam.
Sambas pada Era Hindu-Buddha
Sejarah Kalimantan Barat pada masa Hindu-Buddha masih belum banyak terungkap. Beberapa catatan menyebutkan adanya kerajaan kecil seperti Wijayapura di Sambas, yang mungkin terhubung dengan Sriwijaya. Artefak seperti manik-manik kaca India, keramik Tiongkok, dan benda perunggu Dongson mendukung teori bahwa Sambas adalah pusat interaksi budaya dan perdagangan sejak awal milenium pertama Masehi.
Nekara Dongson tipe Heger I yang ditemukan di Bukit Selindung, Sambas, menunjukkan bahwa wilayah ini pernah menjadi bagian dari jalur perdagangan dan penyebaran kebudayaan Dongson. |
Perjalanan ke British Museum
Setelah penemuan pada 1940-an, Sambas Treasure berpindah tangan ke kolektor swasta sebelum akhirnya berlabuh di British Museum pada 1956. Kini, koleksi ini menjadi salah satu bukti paling awal pengaruh agama Buddha di Kalimantan.
Namun, kehadiran artefak ini di luar negeri memunculkan pertanyaan. Haruskah artefak berharga ini dikembalikan ke Indonesia, tanah tempat ia ditemukan? Perdebatan repatriasi artefak budaya semakin menguat, apalagi setelah beberapa negara sukses memulangkan benda-benda sejarah dari museum Eropa.
Perbandingan dengan Temuan Sejenis
Sambas Treasure unik karena merupakan satu-satunya harta karun Buddha emas yang ditemukan di Kalimantan Barat. Namun, beberapa temuan di Nusantara memiliki kesamaan :
- Artefak emas Srivijaya dari Sumatra.
- Patung perunggu Buddha dari Borobudur dan Candi Mendut di Jawa Tengah.
- Manik-manik India dan tembikar dari Pontianak dan Kutai.
![]() |
Patung perunggu Buddha dari Borobudur dan Candi Mendut di Jawa Tengah. |
Makna Budaya dan Spiritual
Analisis Sejarah: Apa yang Terjadi pada Sambas?
- Situs Ritual: Sambas mungkin bukan kerajaan besar, melainkan pusat ritual Buddhis yang melayani komunitas pelaut dan pedagang.
- Pengaruh Sriwijaya: Sebagai kerajaan maritim besar, Sriwijaya bisa saja membawa artefak Buddha ini ke Sambas untuk menyebarkan pengaruh budaya.
- Perubahan Agama: Ketika Islam berkembang di abad ke-13, artefak-artefak lama disembunyikan atau ditinggalkan, hingga akhirnya ditemukan kembali berabad-abad kemudian.
![]() |
Borobudur dibangun pada abad ke-8 Masehi pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. |
Mengapa Penemuan Ini Penting?
Kesimpulan
- Melanjutkan riset arkeologi di Kalimantan Barat.
- Memperjuangkan repatriasi artefak sejarah.
- Mengangkat kembali identitas budaya lokal yang kaya.
Penutup
"Jika sejarah adalah warisan, maka sudah waktunya kita memperjuangkan agar warisan itu kembali ke rumahnya. Sambas Treasure bukan hanya milik museum, tapi milik bangsa. Mari dorong riset, pelestarian, dan repatriasi budaya Indonesia."
Tidak ada komentar:
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta
Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:
1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan