Pesona Hari Raya Idul Adha di Sambas Kalimantan

misterpangalayo.com - Sambas adalah sebuah kabupaten yang terletak pada bagian pantai barat paling utara di wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas dikenal juga sebagai Serambi Mekah-nya Bumi Khatulistiwa, tidak heran jika daerah ini memiliki populasi muslim paling banyak di Kalimantan Barat. Suku Sambas adalah suku asli Kalimantan berbudaya Melayu yang memiliki keragaman budaya, kesenian, dan adat-istiadat yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya hingga saat ini.

Ibarat dua sisi koin, Budaya Melayu dan Islam tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Sambas. Berangkat dari hal ini, masyarakat Sambas unggul dalam mempratekan warisan budaya dan kehidupan sosialnya. Salah satu tradisi yang tidak dimiliki suku lainnya di Kalimantan Barat adalah tradisi menyambut hari besar Islam yang dirayakan sama meriahnya dengan Hari Raya Idul Fitri, yaitu Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya 1 Muharam. 

Secara umum, masyarakat Melayu Sambas di Kabupaten Sambas ikut andil dalam memeriahkan 3 (tiga) hari raya dalam setahun dengan keberagamannya masing-masing. Hari Raya Idul Fitri dirayakan sebulan penuh dengan tradisi Maggang, Tradisi Kue Lapis Khas Sambas dan Halal Bihalal, Hari Raya Idul Adha dirayakan selama seminggu dengan tradisi Kue Lapisnya dan Tradisi Kurban, sedangkan Hari Raya 1 Muharam hanya dirayakan 1-3 hari dengan saling mengunjungi rumah kerabat dan tetangga dalam rajutan silaturahmi.

Hari Raya Idul Adha

Tidak terasa Hari Raya Idul Adha tinggal menghitung hari yang mana jatuh pada hari Minggu (10 Juli 2022) ini, artinya saya akan melakukan tradisi mudik untuk merayakan lebaran bersama keluarga besar di Sambas. Sebagai perantauan yang berkerja di Kota Pontianak yang memiliki waktu tempuh 5-6 jam melalui jalur darat dari kampung saya di Sambas, tidak ada alasan untuk saya tidak pulang kampung. Di Sambas, hari raya Idul Adha dikenal dengan Hari Raya Haji dimana banyak saudara atau kerabat yang melakukan perjalanan Ibadah Haji ke Mekkah (Arab Saudi).

Hari Raya Haji juga dikenal Hari Raya Kurban diperingati setiap tanggal 10 Zulhijah (Kalender Hijriah) atau 70 hari setelah Idulfitri. Hari tersebut memperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Isma'il sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah. Sebelum Ibrahim mengorbankan putranya, Allah menggantikan Ismail dengan domba. Untuk memperingati kejadian ini, hewan ternak disembelih sebagai syarat Ibadah Kurban. Setelah Sholat Ied, penyembelihan hewan kurban dilaksanakan. Sepertiga daging hewan dikonsumsi oleh keluarga yang berkurban, sementara sisanya disedekahkan kepada orang lain. 

Pesona Warisan Tradisi Idul Adha di Sambas Kalimantan

Hari Raya Idul Adha selalu dinanti semua orang setiap tahunnya dan diabadikan sebagai peringatan untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama. Kabupaten Sambas (Kalimantan Barat) dengan keanekaragaman budayanya memiliki berbagai tradisi untuk menyambut dan merayakan Hari Raya Haji. Saya yang lahir dan besar di Sambas selalu mengikuti rentetan tradisi dan budaya yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Sambas. Berikut beberapa keberagaman tradisi Idul Adha di Sambas Kalimantan :

Tradisi Maggang

Tradisi Maggang merupakan tradisi turun temurun masyarakat Sambas (Melayu Sambas) dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Tradisi ini diidentik dengan membeli daging, memasak dan memakannya bersama keluarga. Tradisi ini juga diperingati dua atau sehari menjelang ramadhan. Tidak heran apabila pasar tradisional di Kabupaten Sambas akan padat dan ramai diserbu oleh warga yang berbondong-bondong untuk membeli daging, kemudian membawanya pulang ke rumah. 

Namun aktivitas membeli daging untuk makan besar bersama keluarga di Hari Raya Idul Adha tidak sebanyak dan semeriah saat menyambut Hari Raya Idul Fitri. Dikarenakan di Hari Raya Idul Adha, banyak masyarakat mendapatkan daging tambahan (daging kurban) dari sumbangan atau sedekah dari Hamba Allah yang melaksanakan Ibadah Kurban. Pantang jika keluarga tidak memasak daging pada hari Magang. Di daerah lain juga ada tradisi sejenis misalnya di Jawa Tengah dikenal dengan nama Padhusan, di Jawa Timur dengan Megengan, di Aceh dengan Meugang.

Tradisi Balik Kampung

Tradisi Balik Kampung menjadi tradisi unik bagi seluruh masyarakat Muslim seantero nusantara (termasuk Indonesia dan Malaysia) untuk berkumpul dengan sanak saudara di kampung. Bagi masyarakat Sambas, budaya Balik Kampung (tradisi Mudik) menjadi momen yang sangat penting untuk tetap menjaga hubungan antara mereka yang menetap di perantauan (perkotaan) dengan mereka yang berada di kampung yang selalu diidentik dengan mereka yang masih mengekalkan tradisi, budaya, dan cara hidup di pedesaan.

Secara umum, tradisi Balik Kampung oleh Muslim Nusantara banyak dilakukan saat menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri dengan alasan banyak pekerja atau karyawan atau pengusaha mendapatkan cuti panjang dari pemerintah untuk memberi kesempatan kepada perantau agar bisa berkumpul bersama keluarga besar di kampung dan tetap mempertahankan momen sakral Hari Lebaran. Berbeda dengan hari raya Idul Adha, pemerintah hanya menetapkan libur satu hari sehingga banyak perantau dengan alasan akses dan jarak untuk tidak melakukan perjalanan balik kampung.

Kue Lapis Khas Sambas

Tradisi Lebaran Masyarakat Sambas yang telah ada turun temurun dan masih di pertahankan hingga sekarang adalah menyajikan kue lapis sebagai menu wajib saat perayaan hari raya Idul Fitri, Idul Adha, maupun 1 Muharam. Kebanyakan masyarakat di luar Kabupaten Sambas membuat kue kering sebagai sajian utama dalam menjamu tamu yang berkunjung kerumah, namun masyarakat Sambas wajib menyajikan kue lapis sebagai sajian utama. Di rumah-rumah masyarakat Sambas, mereka tidak hanya menyajikan satu jenis kue lapis, paling tidak mereka menyediakan lima jenis kue lapis untuk disuguhkan untuk tamu.

Konon, penyajian aneka kue lapis di hari raya sudah ada sejak zaman Kesultanan Sambas dan sudah menjadi tradisi lebaran turun temurun masyarakat Sambas. Pada zaman Kesultanan Sambas, aneka kue lapis hanya dihidangkan pihak keluarga kerajaan kepada para tamu kehormatan. Dewasa ini, masyarakat Sambas melanjutkan tradisi tersebut untuk menghormati para tamu mereka yang bersilaturahmi ke rumah-rumah pada perayaan Hari Raya. Di kediaman keluarga besar saya di Sambas, biasanya kami menyediakan kue lapis belacan, kue lapis susu, kue lapis kipas, kue lapis nenas, hingga kue lapis kacang, dan tidak ketinggalan beraneka ragam kue kering.

Tradisi Takbir Keliling

Tradisi Takbir Keliling sudah sangat familiar di Kalimantan Barat bahkan Indonesia, tradisi yang selalu ada di malam sebelum hari lebaran. Menariknya masyarakat muslim Sambas mengumandangkan takbir sambil berkeliling kampung menggunakan kendaraan mobil pick-up bersamaan dengan tabuhan bedug secara berkelompok, bisa satu RT, RW, bahkan satu desa. Ketika saya balik kampung, menyaksikan langsung kemeriahan takbir keliling yang memadati jalanan utama seperti pawai yang vibesnya seperti acara karnaval 17 Agustus. Tidak sedikit juga, masyarakat Sambas yang berada di arah pedalaman terkadang melakukan takbir keliling dengan berjalan kaki sambil membawa obor.

Tradisi Saling Berkunjung

Saling berkunjung di Hari Raya menjadi tradisi yang paling penting saat perayaan Hari Raya, dimana masyarakat Sambas tidak memandang golongan untuk saling berkunjung lebaran ke rumah keluarga maupun kerabat dekat, hingga kolega, serta seluruh tetangga di kampung. Tidak heran apabila waktu seminggu pun tidak akan cukup untuk saling berkunjung satu sama lain. Selain itu, momentum lebaran adalah saat dimana saling bertukar cerita dan update informasi sebelum lebaran, misalnya yang baru menikah atau punya anak, mereka tidak ketinggalan untuk mengenalkan ke semua orang di kampung atau keluarga.

Berbusana Khas Melayu

Keunikan masyarakat Sambas di hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha adalah mengenakan busana khas budaya melayu yaitu Baju Telok Belanga untuk pria dan Baju Kurung untuk wanita. Ketika berada di Sambas pada saat perayaan Hari Raya seperti berada di Semenanjung Malaysia dimana seluruh masyarakatnya mengenakan busana Melayu. Ditilik dari sejarahnya, Baju Kurung Telok Belangan mulai diperkenalkan dan digunakan saat era Kesultanan Johor di Semenanjung Tanah Melayu dan mulai berkembang ke negeri-negeri lain yang berbudaya Melayu (termasuk Kesultanan Sambas di Kalimantan). Di Sambas, masyarakatnya kebanyakan mengenakan busana tradisional Melayu di hari pertama dan kedua. 


Silaturahmi Menembus Batas Bersama IndiHome

Apa jadinya jika kita sedang pulang kampung dan ternyata dikampung memiliki akses koneksi internet yang tersendat bahkan tidak ada layanan sama sekali, tentunya akan banyak hal yang akan membuat semua rutinitas atau segala hal apapun itu akan menjadi berantakan. Sebagai blogger tentunya saya akan sangat mengandalkan akses internet yang stabil untuk membagikan bagaimana pengalaman selama saya di kampung atau bahkan untuk menyambung silaturahmi bersama teman, keluarga, pacar, hingga kolega kita yang berjauhan tempat saat momen Hari Raya Idul Adha.

Lebaran tetap bermakna dan penuh berkah berkat IndiHome membuat saya menjadi betah berlama-lama berada di kampung, sejak keluarga besar mengganti provider internet dirumah dan pilihan itu jatuh pada IndiHome, salah satu provider internetnya Indonesia. Always on dengan beragam aktivitas selama dikampung tanpa harus terganggu oleh jaringan internet yang lemot dan sering bermasalah. Setahun lalu saat perayaan Hari Raya Idul Adha tahun 2021, masih teringat jelas diingatan saya banyak keluarga yang berada diperantauan tidak bisa pulang kampung ke Sambas karena masih dalam pembatasan sosial oleh pemerintah karena pandemi covid-19.

Lebaran virtual menjadi solusi satu-satunya bagi kami yang berada di Sambas dan keluarga kami yang tidak dapat pulang ke kampung halaman. Tentunya saat hari raya pertama, sungkeman online melalui virtual zoom dengan koneksi internet yang kencang dari IndiHome membuat semuanya menjadi sangat lancar dan tetap menjaga kesakralan tradisi sungkeman. Selain itu, saya juga menyambung silaturahmi kepada semua teman-teman yang juga merayakannya dengan video call lewat whatsapp maupun zoom, mengirimkan kartu ucapan, dan menggunakan media sosial untuk tetap eksis dan berhubungan dengan relasi di dunia maya.

FYP, keluarga kami memilih paket Rp 315 ribu per bulan dengan kecepatan wifi internetnya bisa naik 30 Mpbs/bulan. IndiHome yang merupakan produk dari Telkom Group adalah layanan internet yang kami pilih dari sekian banyak penyedia lainnya karena IndiHome adalah perusahaan diatas naungan BUMN, ditugaskan untuk menyebar layanan internet ke seluruh Indonesia sehingga kampung saya mendapatkan layanan unggulan dari IndiHome. Dan disana penyedia layanan internet dengan teknologi fiber hanya IndiHome seorang, maka secara otomatis kami berlangganan.

Tidak ada komentar:

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.