Asal Usul Gajah Mada Dari Berbagai Versi Di Nusantara

misterpangalayo.com - Gajah Mada (wafat k. 1364) adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.

Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan mengenai dirinya. Wajah sesungguhnya dari tokoh Gajah Mada, saat ini masih kontroversial. Banyak masyarakat Indonesia masa sekarang yang menganggapnya sebagai pahlawan dan simbol nasionalisme Indonesia dan persatuan Nusantara.

Asal Usul Gajah Mada

Asal usul patih Gajah Mada yang dapat dihimpun dari beberapa sumber adalah berikut:

a. Patih Gajah Mada berasal dari Bali. Menurut sejarah yang diyakini oleh penduduk di wilayah Bali, Gajah Mada lahir dari keluarga sederhana, dengan darah keturunan dari Resi Begawan Sukerti. Gajah Mada memiliki ayah yang berasal dari kasta resi bernama Menak Madang. Selama hidup di Bali, Gajah Mada erat kaitannya dengan raja dari sebuah kerajaan di daerah Buleleng bernama Raja Bedhamuka (Babad Pungakan Timbul) dan Babad Triwangsa di awal tahun 1300an. Diyakini oleh masyarakat Bali dengan cerita rakyat yang diceritakan turun temurun bahwa Gajah Mada sendiri mengawali karier politik dengan menjadi penasehat perang dan penasehat wilayah untuk raja-raja tersebut. Gajah Mada memiliki istri yang juga orang Bali yaitu Ken Bebed dan Ni Luh Ayu Sekarini.

b. Gajah Mada berasal dari Sumatra. Keyakinan ini berdasar pada cerita masyarakat setempat bahwa nama Gajah Mada adalah nama julukan yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang pemuda yang dekat dengan raja Adityawarman selama pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Nama Gajah diambil dari nama hewan raksasa yang mendominasi pulau Way Kambas di Sumatra sedangkan Mada berasal dari bahasa Minangkabau yang berarti anak yang bandel atau nakal tetapi berkemauan kuat. Hal ini karena Gajah Mada terkenal sebagai anak yang pemberani dan menguasai strategi perang. Ada beberapa sejarawan yang meyakini kedatangan Gajah Mada ke pulau Jawa karena ikut serta dalam perjalanan raja Adityawarman. 

c. Gajah Mada berasal dari pulau Buton. Kisah lain menunjukkan bahwa Gajah Mada berasal dari wilayah Buton di sisi Timur pulau Jawa. Gajah Mada lahir dari pernikahan antara Resi Jawangkati dan Lailan Manggraini yang masih keturunan Raden Wijaya asal Majapahit. Ketika dewasa Gajah Mada diminta oleh ratu Tribhuwana Tunggadewi untuk membantu pemerintahan Hayam Wuruk.

d. Gajah Mada berasal dari daerah Bima, Nusa Tenggara. Hal ini ditunjukkan dengan kesaksian para tetua desa Ncuhi yang mengaku memiliki silsilah darah keturunan patih Gajah mada.

e. Gajah Mada berasal dari Kalimantan Barat. Gajah mada adalah seorang patih yang dibawa Hayam Wuruk dari tanah Borneo. Gajah Mada berasal dari suku Dayak Krio yang memiliki keahlian dalam berperang dan strategi politik. Oleh para tetua Dayak Krio, Gajah Mada dikisahkan sebagai seorang panglima perang yang menjaga wilayah Kalimantan Barat bernama Jaga Mada yang diutus ke tanah Jawa untuk mempertahankan Majapahit dari serangan bangsa Mongol.

f. Gajah Mada berasal dari Mongol. Teori lain yang diyakini sebagian sejarawan di Indonesia adalah bahwa Gajah Mada berasal dari tanah Mongol. Gajah Mada diperintahkan oleh Kubilai Khan untuk menjadikan wilayah Majapahit di bawah kekuasaannya.

Majapahit Empire (by: indoghaib)

Kisah Akhir Gajah Mada

Saat awal dari hidup Gajah Mada dipertanyakan, hal yang sama tentang akhir dari hidup Gajah Mada yang berhubungan dengan misteri kemana menghilangnya gajah mada pun banyak menjadi pertanyaan para sejarawan. Ada beberapa hipotesis yang mendasari acuan kisah akhir Gajah Mada.

a. Gajah Mada meninggal karena sakit. Dikisahkan setelah berlangsungnya perang Bubat yang diakhiri dengan kemenangan pihak Hayam Wuruk, Gajah Mada justru dinonaktifkan dari jabatannya sebagai mahapatih karena ambisinya yang terlalu kuat untuk menyatukan beberapa wilayah di tanah Jawa dengan pernikahan yang dipaksakan. Apalagi setelah perang ini, Dyah Pitaloka asal Pajajaran yang seharusnya menjadi permaisuri Hayam Wuruk memilih mati bunuh diri setelah semua keluarganya terbunuh dalam perah. Gajah Mada yang merasa bertanggung jawab untuk perang Bubat jatuh sakit dan meninggal di tahun 1364 Masehi.

b. Gajah Mada melakukan moksa. Dalam agama Hindu, Gajah Mada diyakini beberapa orang sebagai titisan Dewa Wisnu sehinga ketika dirasa pengabdiannya terhadap kerajaan Majapahit sudah cukup, Gajah Mada mengasingkan diri dan memilih untuk melepas semua kegiatan duniawi hingga dirinya meninggal pada usaha moksanya. Digambarkan dalam kidung, ketika Gajah Mada moksa laut menjadi merah dan gagak beterbangan ke angkasa.

c. Gajah Mada gugur dalam perang Bubat. Demi memenuhi sumpah Palapa yang diucapkannya untuk menyatukan seluruh kerajaan di Jawa dibawah kekuasaan Majapahit, Gajah Mada awalnya ingin menikahkan Putri Raja Pajajaran Dyah Pitaloka dengan Raja Hayam Wuruk, namun karena adanya konspirasi oleh orang Majapahit sendiri, akhirnya Dyah Pitaloka hanya akan dijadikan sebagai persembahan kepada Majapahit. Karena ketegangan yang tercipta, Gajah Mada melawan kerajaan Pajajaran dan gugur dalam pertarungan.

Hingga kini tak ada yang tahu pasti tentang misteri kemana menghilangnya gajah mada karena masih harus diteliti lebih jauh mana hipotesis yang paling cocok berdasarkan bukti-bukti tertulis atau bangunan sejarah yang dtinggalkan jaman Majapahit. Tentunya hal tersebut untuk menjelaskan misteri kemana menghilangnya gajah mada.

sumber pendukung: majapahit1478 dan wikipedia

3 komentar:


  1. #SALAM

    SEJARAH GAJAH MADA MENURUT SUKU DAYAK KALIMANTAN BARAT
    9.316 x ditonton

    Arrasya Zikri
    Dipublikasikan tanggal 20 Jun 2017
    GAJAH MADA KEMBALI KE KALIMANTAN
    Pasca perang yang dikenal dengan Perang Bubat itu, Gajah Mada kemudian lebih banyak menyendiri dirumahnya dilereng gunung Bromo. Ia merasa bersalah kepada raja. Ia memerintahkan semua pasukannya untuk kembali ke negeri asal masing-masing. Gamantar misalnya, ia kembali ke Bangkule Rajakng dan menjadi raja menggantikan ayahnya dengan gelar Patih Gamantar. Oleh Gajah Mada, Gamantar dibekali sebilas keris bernama keris susuhunan. Demikian pula Tanding, dan Nambi, keduanya kembali ke negeri Banyuke dan mendirikan kerajaan baru bernama Jarikng dihulu sungai banyuke. Sepeninggal prajurit utamanya, Gajah Mada kemudian kembali keberbagai daerah yang pernah ditaklukannya untuk meminta maaf, setelah semua pewaris kerajaan itu dijumpainya, ia kembali ke tanah leluhurnya, Bagan Asam. Ditempat inilah, Gajah Mada beristirahat. Ia disambut sukacita warga, dan pemimpin rakyat diwilayah Desa Sembilan Domong Sepuluh. Sebagai tanda perjanjiannya bahwa ia telah kembali, Gajah Mada menancapkan sebuah panji majapahit di Modang (berbentuk tiang bendera/kini terletak di Dusun Modang Desa Bagan Asam Kec.Toba kab.Sanggau) Ia kemudian memutuskan bertapa di sebuah bukit batu, yang kini dikenal sebagai Bukit Batu Daya (Kec.Simpang Hulu, Kab.Ketapang).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bg jadi gajah mada tu asli daerah mana yg sebenarnya,,

      Hapus

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.