Menyambangi Kampung Batik Madura di Pamekasan

misterpangalayo.com - Pertama kali mendengar kata "Batik", ekspektasi saya langsung tertuju ke Kota Pekalongan. Ternyata Madura juga mempunyai sentra pembuatan batik khas Madura di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Dari Jembatan Suramadu ke Desa Klampar menempuh waktu dua jam perjalanan. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Madura memiliki kerajinan batik yang memiliki corak cukup apik seperti batik-batik lainnya di Indonesia.

Menyambangi Kampung Batik Madura di Pamekasan

Perjalanan saya ke Kampung Batik Klampar tidaklah sendiri, melainkan bersama bloggers Indonesia dan kami ditemani oleh Komunitas Blogger Madura (Plat-M). Sedangkan mengunjungi sentra batik Klampar merupakan salah satu tangkai acara Famtrip Menduniakan Madura. Kehadiran Kampung Batik mengangkat karakter Madura melalui batik khas Pamekasan, membuat bloggers kian tertarik ingin dekat dengan batik ini.

Dari Kabupaten Sumenep menuju kampung batik Klampar yang terletak sekitar tujuh kilometer ke arah barat Kota Pamekasan, sepanjang perjalanan kami diguyur hujan deras. Namun, suasana di dalam BUS tidak pernah sepi akan aktivitas kocak para blogger. Hingga akhirnya, BUS yang membawa kami memasuki jalan utama Desa Klampar yang mulus dan berhenti tepat di depan tempat pembuatan batik. Kami sudah disambut hangat oleh Pak Ahmadi selaku tokoh masyarakat yang mengelola kerajinan batik khas Madura.

Tampak jalanan yang mulus mengiringi BUS menuju UD Aneka

Disana sudah ada aktivitas perempuan-perempuan kreatif Madura yang sudah siap memperlihatkan proses pembuatan batik Klampar yang sudah meleganda itu. Di tangan pengrajin tidak hanya memegang canting dan menorehkan tinta di selembar kain. Mereka juga memperkenalkan sejarah batik, teknik membuat pola, filosopi, dan motif-motif batik yang berkembang di Kabupaten Pamekasan. Sesuai dengan namanya "Kampung Wisata Batik", hampir seluruh perempuan di desa Klampar, selain bertani juga berprofesi sebagai pengrajin batik tulis. Membatik adalah sebuah kegiatan produktif yang mewarnai dusun ini.

Pemilihan warna pada Batik Klampar dominan warna cerah

Bicara soal motif, batik Klampar punya berbagai motif yang unik dan beragam, mulai dari corak gambar hewan hingga tumbuhan. Saya dan teman-teman blogger pun mengabadikan momen dengan memotret setiap proses membatik para pengrajin. Tidak hanya diberi penjelasan tentang pembuatan pola dan motif, kami juga dipersilahkan untuk mencoba menorehkan tinta di kain yang telah dipersiapkan dengan instruksi para pengrajinnya.

Hasil saya dari bincang-bincang hangat kepada Bapak Ahmadi bahwa estimasi proses pembuatan batik tulis paling cepat sekitar tiga bulan. Selain itu, garis-garis pada motif batiknya memiliki cerita yang merepresentasikan kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Harga yang dibanderol untuk setiap kain batik bisa bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung tingkat keunikan dan kesulitan pembuatannya. Sekar Jagad adalah batik tulis Khas Madura yang harganya paling mahal diantara batik yang ada dikarenakan tingkat kesulitan pengerjaan motifnya sangat tinggi.

Bapak Ahmadi, selaku pemilik UD Aneka Desa Klampar, Pamekasan

Sepanjang mata saya memandang, pemilihan warna yang paling dominan adalah warna merah, kuning, hijau daun, dan biru. Hal ini sesuai dengan karakter orang Madura yang cenderung tegas dan berani. Warna-warna ini berasal dari bahan pewarna alami. Semakin lama kain direndam, maka akan semakin tahan lama dan gelap warna yang akan dihasilkan.

Seperti yang dilansir dari beritadaerah.co.id (29/05/2017), pada tahun 2009 lalu, ada sekitar 600 pengrajin batik kabupaten Pamekasan pernah memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia) dengan membuat batik tulis mencapai 1.530 meter. Kini kain batik itu disimpan di Museum Umum Daerah yang dikelola Dinas Pemuda Olahraga dan Keudayaan Kabupaten Pamekasan.

Busana Batik Khas Klampar

Setelah melihat proses pembuatan batik, kami diarahkan menuju Galeri yang masih berada dalam satu kawasan. Ada banyak sekali koleksi batik yang dihasilkan oleh tangan kreatif perempuan Madura dipamerkan dan siap untuk dipasarkan. Berjalan kaki melewati jalan setapak, langit Pamekasan masih diguyur hujan, tidak menyurutkan sedikitpun semangat kami untuk melewati rangkaian kegiatan ini.

Sebagai tuan rumah, Pak Ahmadi ternyata sudah mempersiapkan makan siang khas Pamekasan untuk menjamu para blogger. Beragam aneka lauk pauk memanjakan kami dan juga tersedia makanan ringan. Saya sangat terkesan atas keramahtamahan Pak Ahmadi kepada kami semua. Kesan baik yang ingin disampaikannya langsung kena kepada kami. Bagi Anda pecinta batik, terasa belum lengkap jika belum melihat aneka ragam koleksi batik milik Pak Ahmadi di Dusun Banyumas, Klampar.

Apabila Anda tertarik ingin memiliki batik khas Klampar, silahkan datang setiap harinya ke UD Aneka milik Bapak Ahmadi (Telp 0324-322961/08123242701) yang berada persis di depan Islamic Centre Pamekasan. Tapi, baiknya Anda datang saat akhir pekan. Anda akan melihat para pengrajin yang mencanting atau melakukan proses pewarnaan.

Setelah makan siang, istirahat, dan sholat. Kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Ketetang Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan yang menempuh perjalanan darat sekitar 90 Km dari Desa Klampar. Di Desan Ketetang tepatnya di Dusun Koalas, kami disambut hangat oleh semua warga Dusun Koalas. Menyantap makan malam khas Koalas bersama penduduknya, sarasehan dan kami menginap semalam di rumah warga setempat yang telah disediakan untuk merasakan langsung keheningan malamnya dan lebih dekat bersama warganya.

9 komentar:

  1. Ah aku sangat kagum dengan Batuk Madura nya Om..

    BalasHapus
  2. Bersyukur, kini batik bukan hanya jadi baju daerah/khas. Sekarang udah ternasionalisasi hehehehe. Dan yang lebih keren, saya lihat, motif dan modelnay pun makin beragam dan modis ngikutin zaman gitu. Jadi anak muda gak malu pakai batik XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya betul bgt mbak... Sekarang juga sudah bisa menyesuaikan dengan keadaan pasar

      Hapus
  3. Aku punya lhooo batik klampar ini hihiii... Motifnya bagus bagus

    BalasHapus
  4. Motif batik yang dipake pak Ahmadi itu cakep. Walaupun kesannya gak macho-macho banget ya hihi. Aku termasuk jarang yang pake batik. Dulu pas masih ngantor, ya tiap Jumat pake. Tapi kalo sekarang paling pas kondangan. Walau begitu, tetap kagum sama batik yang ada di nusantara ini.

    omnduut.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi omnduut 😍😍 nuwun sudah mampir ...

      Iya batik pak Ahmadi keren om.... Terkesan modis tp nuansa tradisional ttp dapat ...

      Hunting aja lgsg k TKP om

      Hapus

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.