OTAR-OTAR: Budaya Lokal Yang Terancam Punah Ditelan Zaman


misterpangalayo.com - Tuah sakti hamba negeri, esa hilang dua terbilang, patah tumbuh hilang berganti, tak Melayu hilang di bumi. Itulah lengkapnya sumpah Hang Tuah sang legenda Melayu. Dewasa ini, sumpah tersebut seakan menjadi menu wajib bagi masyarakat Melayu dalam acara berbasis kebudayaan. Dengan mengumandangkan "Tak Kan Hilang Melayu Ditelan Zaman", masyarakat merasa suku yang berbudaya Melayu (hukum adat Melayu) tak akan pernah punah.

Membahas tentang budaya yang dimiliki bangsa Indonesia memang tak akan pernah lepas dari sejarah masa lampau dan kultur dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Indonesia adalah negara multicultural. Kesatuan Bhineka Tunggal Ika dan keberagaman itulah menjadikan kita Indonesia, negara yang begitu indah. Beribu tarian, beribu bahasa, makanan, sampai rumah adat pun bisa kita temui di Indonesia.

Suku Sambas adalah salah satu suku asli Kalimantan yang termasuk dalam rumpun Dayak Melayik atau etnoreligius Muslim yang berbudaya Melayu. Suku Sambas lebih familiar disebut Melayu Sambas (Urang Sambas), penamaan tersebut sering digunakan oleh masyarakat setempat. Berdasarkan jenisnya, suku Sambas termasuk dalam kategori Melayu Tua (proto melayu) sebagaimana Suku Dayak di Kalimantan Barat. Ini tentunya berbeda dengan suku Melayu Muda (Deutero Melayu) di semenanjung Melaka.

Secara Budaya dan Intelektual, Suku Sambas adalah yang terkemuka di wilayah Kalimantan bagian barat. Budaya Sambas yang masih bertahan sampai sekarang adalah Tenun Ikat Sambas, Bubur Pedas (makanan khas Sambas), Lagu-lagu Daerah Sambas (dari masa kerajaan yang bersifat anonim), dan Tarian Daerah Khas Sambas (Tandak Sambas, Jepin dan lainnya).

Disisi lain, beberapa kebudayaan lokal masyarakat Sambas terancam punah ditelan zaman, hal ini dikarenakan dari tahun ke tahun beriringan dengan arus globalisasi membuat kebudayaan asli Indonesia khususnya pada masyarakat Sambas terlihat sangat ketinggalan zaman. Banyak generasi sekarang yang tidak begitu peduli tentang budaya warisan leluhur. Mungkin generasi sekarang merasa itu sangat berharga apabila budaya dan barang kebudayaan diklaim oleh dinegara lain atau punah ditelan zaman. Hal ini bisa kita lihat pada kasus klaim oleh Malaysia atas Tenun Ikat Sambas, barulah mereka merasa itu sangat berharga.

Berangkat dari penjelasan diatas, kali ini saya akan menulis sebuah artikel yang juga untuk memeriahkan acara Gramedia 46 tahun menginspirasi dengan tema "Eksplorasi Budayamu". Otar-otar adalah salah satu budaya lokal warisan leluhur Sambas yang terancam punah ditelan zaman. Sasaran saya dengan adanya artikel ini untUk mengajak para pembaca senantiasa bangga akan warisan leluhur dan ikut melestarikan budaya-budaya peninggalan nenek moyang kita agar nantinya budaya lokal tidak punah. Karena bangsa yang hebat adalah bangsa yang bisa mempertahankan budaya dan kebudayaan bangsanya. 

APA ITU OTAR-OTAR ?

Seni Pertunjukan Otar-Otar adalah salah satu khasanah budaya masyarakat Sambas yang berkembang di wilayah Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat tepatnya berada di Dusun Kota Lama Desa Ratu Sepudak Kecamatan Galing.

Otar-otar mempunyai hubungan dengan Kerajaan Hindu Sambas dengan rajanya yang terkenal yaitu Ratu Sepudak pada abad 16 M. Pada masa pemerintahan Ratu Sepudak, otar-otar merupakan olahraga beladiri yang dipergunakan oleh semua prajurit dan pengawal Raja (Ratu Sepudak).

Keunikan otar-otar adalah hanya ada dan berkembang di desa tersebut dan sekarang terancam punah ditelan zaman. Karena tinggal tersisa orang-orang tua yang sadar akan berharganya warisan leluhur ini untuk mempertahankan Otar-otar.

Otar-otar adalah gabungan dari silat, seni tari dan kuntau. Jika diperagakan menghasilkan gerak dan langkah yang indah dan membuat detak jantung berdebar saat melihat pertunjukan itu. Karena peragaan tari Otar- Otar mengunakan senjata Marau. Sasarannya adalah lawan di hadapannya.

Tari Otar- Otar bukan sekedar pertunjukan. Jika sudah menguasai tari ini bisa digunakan membela diri dari serangan musuh. Begitu juga ketika melakukan pertunjukkan, pemainnya sudah dibekali dengan mantra. Sehingga gerak dan langkah tari bergerak dengan sendirinya tanpa kendali pemain. Tidak sembarang pemain bisa menerima mantra karena hanya pemain yang memiliki jiwa bersih yang bisa menerima mantranya.

ASAL USUL SENI PERTUNJUKAN OTAR-OTAR

Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang di wilayah bekas pemerintahan Panembahan Sambas (Panembahan Ratu Sepudak), Otar-otar diciptakan oleh “Bujang Neker” yaitu pada tahun 1762. Otar - otar merupakan hasil gabungan silat, kuntau dan tari yang pada waktu itu sudah ada di masyarakat. Bujang Neker mengembangkan Otar-otar dari bentuk silat menjadi seni pertunjukan.

Menurut cerita, nama silat ini merupakan hasil semedi dihutan selama beberapa hari. Oleh sebab itu Bujang Neker pun teringat dengan tameng yang dipakai oleh pengawal Ratu Sepudak yang dilengkapi dengan tombak, karena tameng pada waktu itu dapat diputar-putar. Saat itulah silat hasil karyanya diberi nama silat otar – otar . Tameng yang dapat berputar – putar ditangan oleh Bujang Neker dijadikan benda yang dapat melekat di tangan dengan 2 buah besi yang berbentuk setengah lingkaran. Dalam melaksanakan permainan silat otar – otar selain dilengkapi dengan tameng pemain juga dilengkapi dengan rotan sebagai alat pemukul dan untuk menyemarakkan tarian permainan diiringi dengan tabuhan gendang, gong, disertai dengan pembacaan mantra-mantra.

KEUNIKAN SENI PERTUNJUKAN OTAR-OTAR

Seni Pertunjukan Otar- Otar merupakan salah satu warisan budaya leluhur yang pertama kali ditampilkan di Dusun Kota Lama dengan menggunakan iringan musik dan menggunakan kostum melayu tetapi belum seragam. Alat musik yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan ini adalah dua buah gendang panjang, canang (gong kecil), tawak-tawak (gong sedang), dan aggong (gong besar).

Saat ini alat musik yang digunakan untuk mengiringi Otar-Otar hanya dua buah gendang panjang saja, dikarenakan alat musik lainnya seperti canang,tawak-tawak, dan aggong telah rusak. Tidak hanya rusak, alat musik tersebut juga sudah ada yang hilang seperti canang, dan aggong. Tabuhan yang digunakan untuk mengiringi Otar-Otar adalah tabuhan ugal-ugal dan sarame. Belum adanya penotasian pola tabuhan ugal-ugal dan sarame membuat peneliti tertarik untuk mentranskripsikan ke dalam notasi balok. Hal ini dilakukan agar pola tabuhan ugal-ugal dan sarame mudah dipelajari.

Otar-Otar menggunakan ritual sebelum dipertunjukan khususnya untuk penari. Ritual yang dilakukan yaitu berdoa untuk para leluhur dan memohon izin untuk melaksanakan Otar-Otar.

ALAT MUSIK OTAR-OTAR

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Otar-Otar di Dusun Kota Lama Desa Ratu Sepudak Kecamatan Galing Kabupaten Sambas adalah dua buah gendang panjang, canang, tawak-tawak, dan aggong.

1. Gendang panjang

Alat musik gendang panjang merupakan alat musik perkusi. Alat musik gendang panjang dalam Otar-Otar ditabuh pertama kali untuk menandakan mulainya pertunjukan. Di dalam mengiringi Otar-Otar, ada dua alat musik gendang panjang yang digunakan dan dimainkan oleh dua orang yakni sebagai penginduk dan peningkah. Penginduk berfungsi untuk memainkan tabuhan utama sedangkan peningkah berfungsi meningkah dari tabuhan penginduk. Tabuhan-tabuhan tersebut menghasilkan bunyi gendang yang saling bertingkahan antara penginduk dan peningkah.

2. Canang

Alat musik canang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari tembaga. Alat musik canang berbentuk seperti gong pada umumnya, tetapi alat musik canang berukuran kecil lebih kurang berdiameter 35 cm. Alat musik canang dalam Otar-Otar dimainkan untuk memberikan tempo selama pertunjukan.

3. Tawak-Tawak

Alat musik tawak-tawak merupakan alat musik pukul yang terbuat dari tembaga. Alat musik tawak-tawak berbentuk seperti gong pada umumnya, tetapi alat musik tawak-tawak berukuran sedang lebih kurang berdiameter 45 cm dan lebih besar dari alat musik canang.

4. Aggong

Aggong merupakan bahasa daerah setempat yang digunakan untuk menyebut alat musik gong besar. Alat musik aggong adalah alat musik pukul yang terbuat dari tembaga. Alat musik aggong dalam Otar-Otar dimainkan untuk menghidupkan suasana agar lebih meriah. Alat musik aggong berukuruan lebih besar dari alat musik tawak-tawak yaitu berdiameter lebih kurang 60 cm.

PENDESKRIPSIAN RITUAL KESENIAN OTAR-OTAR

Dalam kesenian Otar-Otar terdapat ritual khusus yang dilakukan. Ritual dilakukan untuk keturunan Bujang Nekar dan masyarakat umum yang ingin melakukan gerakan Otar-Otar. Adapun ritual tersebut saya jelaskan sebagai berikut.

1. Ritual Untuk Keturunan Bujang Nekar

Otar-Otar merupakan kesenian yang diturunkan secara kekeluargaan atau turun temurun. Ritual yang dilakukan pada saat pemberian ilmu Otar-Otar kepada keturunan yang ingin mendalami ilmu Otar-Otar adalah sebagai berikut.

a. Setiap orang menyiapkan beras banjar, satu ekor ayam jantan yang telah tumbuh taji. Adapun bagian ayam yang digunakan adalah pada bagian hati dan ujung tajinya saja.

b. Setiap orang menyiapkan beras banjar, satu ekor ayam jantan yang telah tumbuh taji. Adapun bagian ayam yang digunakan adalah pada bagian hati dan ujung tajinya saja.

c. Tetua dari keturunan Bujang Nekar membacakan doa pada nasi banjar hitam yang telah disatukan dengan hati yang sudah dimasak dan ujung taji ayam tersebut.

d. Setelah dibacakan doa, nasi banjar hitam yang telah disatukan dengan hati yang sudah dimasak dan ujung taji ayam dimakan oleh orang yang ingin mendalami ilmu Otar-Otar.

2. Ritual Untuk Masyarakat Umum

Ritual untuk masyarakat umum yaitu dengan cara dibacakan mantra oleh tetua dari keturunan Bujang Nekar. Ritual dilakukan apabila ada masyarakat yang ingin terlibat langsung mencoba melakukan gerakan Otar-Otar pada saat pertunjukan. Tetapi tidak semua masyarakat umum yang ingin melakukan gerakan Otar-Otar setelah dibacakan mantra dapat melakukan gerakan Otar-Otar. Ada dua pilihan untuk masyarakat umum yang ingin melakukan gerakan Otar-Otar, pertama dengan cara dibacakan mantra, dan kedua dengan cara belajar kepada keturunan Bujang Nekar.

3. Ritual Sebelum Memulai Pertunjukan Otar-otar

Pada saat kesenian Otar-Otar ditampilkan, ritual yang dilakukan hanya berdoa dan meminta izin kepada leluhur. Tujuan dilakukannya ritual tersebut adalah agar diberikan kelancaran dalam melaksanakan pertunjukan kesenian Otar-Otar, dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan selama pertunjukan.

BENTUK PERTUNJUKAN OTAR-OTAR

Dalam pertunjukan Otar-Otarterdiri dari kuntau, tari, dan silat. Maksudnya adalah pada awal pertunjukan di buka dengan kuntau, kemudian dilanjutkan dengan tari, dan ditutup dengan silat.

1. Kuntau

Kuntau dalam pertunjukan Otar-Otar adalah bunga silat Otar-Otar. Pada bagian kuntau iringan musik menggunakan pola tabuhan ugal-ugal. Tetapi saat ini pada bagian kuntau iringan musik hanya menggunakan pola tabuhan sarame, karena tidak semua penabuh menguasai pola tabuhan ugal-ugal. Untuk mengakhiri bagian kuntau, penari melakukan hormat kemudian penari mengambil properti tari yaitu berupa mambudan tameng, dan pola tabuhan yang digunakan langsung berubah menggunakan pola tabuhan sarame. Maka berakhirlah bagian kuntau lalu dilanjutkan pada bagian tari.

2. Tari

Tari dalam Otar-Otaradalah pada saat penari bergerak menggunakan properti yaitu mambudan tameng. Pada bagian ini penari melakukan gerakan saling serang. Biasanya jika pertunjukan Otar-Otardimainkan lebih dari satu pasang penari, ada pasangan yang hanya bergerak menggunakan properti mambu 10 saja. Artinya penari berperan menentukan properti yang akan digunakan. Pada bagian tari iringan musik menggunakan pola tabuhan sarame. Untuk mengakhiri bagian tari, penari meletakkan properti kemudian dilanjutkan pada bagian silat.

3. Silat

Silat dalam Otar-Otar adalah pada saat penari bergerak menggunakan tangan kosong. Bagian ini diawali dengan kedua penari berjabat tangan dan iringan musik menggunakan pola tabuhan sarame. Untuk mengakhiri bagian silat, penari melakukan hormat yang menandakan pertunjukan Otar-Otar telah selesai.

GERAKAN DALAM PERTUNJUKAN OTAR-OTAR

1.Gerakan Balabat : Untuk menangkis serangan anak panah lawan.
2.Jurus Tanam Tebu
3.Jurus Paras Gantang
4.Jurus Sarung Gunting
5.Pukulan Cakak :
- Cakak Kucing
- Cakak Harimau
- Cakak Sekumbang Kain.

TEMPAT PELAKSANAAN

Pertunjukan Otar-Otar membutuhkan tempat yang luas. Dalam hal ini luas yang dimaksud adalah sama seperti arena pertandingan silat. Otar-Otarjuga membutuhkan tempat untuk pemain musik iringan Otar-Otar jika menggunakan iringan musik langsung. Pada umumnya Otar-Otar ditampilkan di tanah lapang.

WAKTU PERTUNJUKAN

Waktu yang dibutuhkan untuk pertunjukanOtar-Otar adalah pada siang hari. Dalam hal ini siang hari yang dimaksud yaitu kebutuhan cahaya yang terang. Apabila ada permintaan Otar-Otar ditampilkan pada malam hari, maka dukungan cahaya yang terang sangat diperlukan. Selain waktu pertunjukan, panjang durasi juga menyesuaikan permintaan dari yang mengundang Otar-Otar.

KOSTUM

Pada saat tampil, penari dan pemusik menggunakan kostum khas melayu, yaitu baju teluk belanga. Penari menggunakan tambahan rompi dan songkok hitam sedangkan pemusik hanya menggunakan tambahan songkok hitam saja.

Bersama Kita Bisa, Bersama Kita Melestarikan Budaya Kita. Mari menginspirasi banyak orang dengan budaya bangsa kita #NowWeSee #46thMenginspirasi #GBCFebruari.

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sambas

http://inonkpotters.blogspot.co.id/2012/02/budaya-otar-otar-di-sambas.html

http://makalah-perpustakaan.blogspot.co.id/2013/03/silat-otar-otar-tari-otar-otar.html

http://mabmonline.org/otar-otar-budaya-lokal-yang-hampir-punah/

Firmansyah, Henny Sanulita, Diecky K. Indrapraja, 2015, "KESENIAN OTAR - OTAR DI DUSUN KOTA LAMA KECAMATAN GALING KABUPATEN SAMBAS". Volume 4, No. 11, http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/12509/11357, 23 Februari 2016.


"Silat Otar-Otar asli SAMBAS(kalimantan barat).flv" Video YouTube, 4:17. Dikirim oleh "Wahid Irayuda," Maret 2, 2012. https://www.youtube.com/watch?v=vP8oyT6vqM4.

3 komentar:

  1. Jangan sampai punah ya Mas, akar budaya itu menyatukan masyakarat kita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas..... warisan leluhur itu jangan smpai punah keberadaannya....

      Hapus
  2. sumpah Hang Tuah sang legenda Melayu.....<----
    Psssstttt masbro....terbaru...Hangtuah bukan nya Orang Melayu....ato mungkin tidak wujud/hilang seperti sumpah nya,last update december 2015 oleh pengkaji sejarah dunia....

    BalasHapus

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.