Misteri Hilangnya Mr. Akhuang di Sungai Sambas


SAMBASBORNEO - Pindah dari Ciledug, kakak ditugaskan ke Singapura. Aku sendiri memilih menyusul orang tua yang tugas di Kabupaten Sambas Kalimatan Barat. Di sana ada sungai yang cukup besar dan tidak pernah kering walau kemarau panjang. Penduduk setempat sangat bergantung pada sungai tersebut. 

Waktu itu ada acara Imlek tanggal 5 Mei. Komunitas Chinesse (etnis tionghoa) merayakan festival mandi bersama 1 tahun sekali untuk buang sial. Pada acara seperti itu kue bakcang (ketan yang dibungkus daun, berisi sayur dan daging) merupakan salah satu jenis makanan yang wajib ada pada perayaan tersebut. Acara dimulai dari jam 10 pagi hingga jam 12 siang. Pada waktu itu, ada wisatawa dari Jakarta yang pertama kali ikut acara ini. Sebut saja namanya Mr. Akhuang. 

Sejak kedatangan Mr.
Akhuang, suasana jadi kurang nyaman karena mulutnya tidak pernah berhenti mencemooh segala hal yang dilihatnya. Bahkan terang-terangan dia menghina sungai Sambas. Beberapa orang sudah mengingatkan, namun dia tetap dengan ulahnya. Bahkan semakin ditegur, semakin dia menjelek-jelekan semua yang ada di situ. 

Setelah berbagai kegiatan dilakukan, acara pun selesai. Semua orang sudah naik ke atas. Namun ketika hendak meninggalkan sungai, baru diketahui jika Mr.
Akhuang tidak ada. Awalnya kami tidak terlalu hirau karena banyak yang berpikir dia bisa berenang. Namun setelah lama tidak juga terlihat batang hidungnya, kami mulai cemas. Semua orang sibuk mencari ke segala arah. Namun hingga pukul 02 sore, Mr. Akhuang tidak juga ketemu.

Kerabatnya kemudian melaporkan hal ini ke sesepuh Keraton Sambas, selaku pihak yang dipercaya masyarakat setempat bisa mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan dunia gaib. Sampai saat ini masyarakat masih menghormati keberadaan kesultanan di Sambas.
 
Setelah dilakukan ritual, hasilnya sungguh mengejutkan. Dari terawangan sesepuh keraton diketahui jika Mr. Akhuang ada di Paloh. Padahal jarak Sambas - Paloh sekitar 4 jam perjalanan lewat darat. “Dia (Mr. Akhuang), kualat karena telah menyinggung penghuni sungai Sambas,” ujar sesepuh keraton. 

Malam itu juga kerabatnya menyusul Mr.
Akhuang ke Paloh. Setibanya di sana, mereka menuju sungai yang satu aliran dengan sungai Sambas. Di tempat itu mereka menaburkan bunga dan beras kuning yang tadi diberikan sesepuh keraton. Benar saja, tidak lama kemudian mayat Mr. Akhuang timbul. Mayat itu, lantas diangkat dan dibawa pulang. 

Bukan rahasia lagi soal keangkeran sungai Sambas. Masyarakat pernah melihat 7 ekor buaya putih timbul. Di lain waktu, pernah muncul 5 pusaran air dan di dalamnya ada naga kepala 7 dan tiap kepala mewakili muaranya sungai, salah satunya Paloh. Ada juga berupa permadani berwarna merah. Di keraton sendiri ada meriam yang bisa melahirkan anak meriam.

(Cerita Misteri: Kiriman NN)

2 komentar:

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.