Sensasi Camping di Bukit Macan Sanggau Kapuas

misterpangalayo.com - Sanggau merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Barat, dengan kondisi  daerah dataran tinggi yang berbukit dan rawa-rawa yang dialiri oleh Sungai Kapuas dan Sungai Sekayam. Sehingga daerah yang dijuluki Bumi Daranante ini dianugerahi panorama alam yang tidak akan henti-hentinya membuat mata terkagum dengan sejumlah destinasi.

Salah satu destinasi wisata yang banyak diminati anak muda saat ini adalah Wisata Alam Bukit Macan yang tepat berada di tepian Sungai Kapuas. Secara administratif terletak di Desa Lintang Pelaman, Kecamatan Kapuas. Wisata Alam Bukit Macan berada di ketinggian 200-300 mdpl yang menjorok ke arah Sungai Kapuas. Dari puncak bukit kita bisa menyaksikan matahari terbit dan terbenam dengan sempurna.

Spot foto instagramable di Bukit Macan

Selain itu, Bukit Macan Sanggau Kapuas juga menyuguhkan keindahan aliran Sungai Kapuas yang mengaliri sebuah dataran yang menjorok dengan latar warna hijau dan rindangnya hutan belantara, memiliki pemandangan perbukitan di sebelah kirinya, dan terdapat sebuah komplek perusahaan swasta yang sangat tertata rapi di sebelah kanannya.

Weekend lalu (13-14 Maret 2021), saya bersama teman-teman yang bergabung dalam salah satu Komunitas Pecinta Alam (KPA) asal Kabupaten Landak berkesempatan untuk mendaki dan berkemah di Bukit Macan. Perjalanan menuju Kota Sanggau terbagi menjadi dua rombongan yaitu rombongan dari Kota Pontianak (6 orang termasuk saya) dan rombongan dari Kabupaten Landak (10 orang), serta satu orang dari Kabupaten Sanggau.

Rombongan Kota Pontianak

Tepat pukul 07.00 pagi, kami berangkat dari Kota Pontianak dengan meeting point di kawasan Bundaran Alianyang Sungai Ambawang menuju ke Kota Sanggau melalui jalur jalan darat Pontianak - Tayan. Daerah Simpang Ampar (Kec. Tayan Hilir, Kab. Sanggau) menjadi lokasi perhentian pertama kami untuk mengisi perut dan melepas penat akibat selama ± 2 jam mengendarai sepeda motor dengan kondisi jalan beraspal dan sepanjang akan menemukan banyak lubang yang harus dihindari.

Sementara itu, teman-teman dari Landak juga sedang prepare sembari menunggu semua orang lengkap untuk berangkat. Setelah setengah jam kami berada di salah satu rumah makan di Simpang Ampar Tayan Hilir, kami pun melanjutkan perjalanan menuju perhentian kedua kami di Simpang Sosok (Kec. Tayan Hulu, Kab. Sanggau). Jarak tempuh dari Simpang Ampar menuju Simpang Sosok sekitar ± 45 menit dengan kondisi jalan beraspal mulus.

Sepanjang perjalanan menuju Simpang Sosok, kita akan disuguhkan dengan pemandangan perbukitan dan aktivitas penduduk sepanjang jalan, serta gagahnya Gunung Tiong Kandang dari kejauhan. Sesampai di Simpang Sosok, kami langsung menuju sebuah minimarket yang persis berada di persimpangan jalan beralasan letaknya yang sangat strategis untuk menunggu rombongan dari Landak agar bisa bersama-sama menuju Sanggau Kapuas.

Lokasi Simpang Sosok - Foto Bersama 

Berhubung berhenti di minimarket, saya dan teman-teman pun membeli makanan ringan dan minuman serta bekal ala kadarnya untuk cemilan di puncak Bukit Macan. Tak terasa satu jam berlalu, rombongan Landak pun sampai dengan tim yang lengkap. Kami pun saling berkenalan satu sama lain serta menunggu mereka beristirahat sejak setelah perjalanan dari Landak menuju Sosok. Sekitar setengah jam menambah waktu istirahat kami, tidak lupa teman-teman mengisi daya ponsel dan powerbank untuk bekal ke puncak. Setelah siap berangkat melanjutkan perjalanan, teman-teman dari Landak pun mengajak berfoto bersama untuk mengenang perjalanan tersebut.

Perjalanan kembali berlanjut dengan rute Simpang Sosok menuju ke arah Simpang Embaong (Desa Bunut, Kec. Kapuas, Kab. Sanggau) dengan estimasi perjalanan sekitar ± 45 menit dengan kondisi jalan berbukit dan beraspal mulus. Di tengah perjalanan kita akan melewati beberapa SPBU untuk mengisi bahan bakar kendaraan untuk sampai ke tempat yang diinginkan. Sesampai di Simpang Embaong, perjalanan sesungguhnya baru dimulai. Kita akan melalui medan perjalanan yang berbeda dari sebelumnya, yaitu melewati jalanan yang rusak parah, rusak sedang, aspal mulus hingga berbatu kerikil dengan kondisi jalanan yang bermungguk dan berkelok.

Kondisi jalan Simpang Embaong, Bunut - Kayu Tunu, Sungai Muntik

Estimasi perjalanan dari Simpang Embaong menuju perhentian ketiga kami yaitu di perkampungan bernama Dusun Kayu Tunu (Desa Sungai Muntik, Kapuas, Sanggau) sekitar ± 45 menit. Kondisi jalan berbukit memiliki banyak tanjakan dan turunan, sehingga berpotensi besar dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Maka dari itu, para pengendara yang ingin melintasi jalur ini harus lebih ekstra hati-hati dan tidak dalam keadaan mengantuk. Ketika setengah perjalanan, kami terpisah dengan rombongan belakang kami, sehingga sebagian dari kami menyusul untuk menunggu rombongan lainnya agar tidak salah jalan karena beberapa kali akan menemui sebuah persimpangan jalan.

Di Kayu Tunu, kita bisa jajan dan beristirahat sejenak menunggu waktu menyebrang

Sampai di perkampungan bernama Kayu Tunu, persis berada di pesisir Sungai Kapuas berlatar perbukitan di sebrang sungai, menjadi perhentian keempat kami untuk ishoma (istirahat, sholat, makan) sebelum menyebrang sungai menuju kawasan perbukitan yang akan menjadi tujuan wisata kami. Satu per satu rombongan berdatangan, dan kami berhenti disalah satu rumah warga untuk tempat menginap kendaraan kami. Kebetulan tuan rumah juga menawarkan jasa antar jemput menggunakan kapal motor untuk menyebrang ke seberang sungai (kaki bukit Macan). 

Jika kamu yang sedang membaca artikel ini dan berencana ingin mengunjungi Bukit Macan, sangat direkomendasikan menggunakan jasa warga tempatan (Mita - 0895.7041.78938) dan untuk tarif silahkan negosiasi tergantung jumlah rombongan yang akan menyebrang. Dan yang paling penting adalah kita harus mempunyai kondisi fisik yang terjaga dan stamina yang kuat karena puncak Bukit Macan mempunyai jalur pendakian yang sedikit menguras tenaga.

Suara mesin sudah terdengar menjadi pertanda kapal motor yang akan mengantar kami siap untuk jalan. Hijaunya pemandangan perbukitan menambah keindahan Sungai Kapuas yang tenang dan lebar, sehingga menjadi alternatif spot foto di tengah sungai. Tak begitu lama, kapal motor bersandar di salah satu dermaga perusahaan swasta untuk menjemput rekan kami yang kebetulan juga tinggal di komplek perumahan terdekat untuk bergabung bersama kami. Perjalanan pun berlanjut menuju ke arah dermaga sesungguhnya yang sudah dibangun untuk umum.

Kondisi jalur jalan darat menuju kaki bukit

FYI, bagi kamu yang belum pernah mendaki bukit atau gunung, Bukit Macan bisa menjadi alternatif kamu karena hanya memiliki ketinggian dibawah 500 mdpl. Menyuguhkan jalur yang seru dan pemandangan indah menjadi duet yang sempurna. Ketika mulai memasuki jalur pendakian, kita mulai memasuki topografi datar menanjak dan semakin ke atas akan semakin curam. Tips dari saya ketika ingin mendaki bukit, beberapa minggu sebelum mendaki, biasakan diri untuk berolahraga rutin. Seperti jogging, angkat beban, latihan bernapas dengan baik, dan lain sebagainya. Hal ini penting untuk diketahui agar keselamatan terjaga.

Gambaran umum medan jalur pendakian menuju Bukit Macan
Sejatinya, Bukit Macan sudah menjadi tujuan wisata masyarakat lokal terutama masyarakat Kabupaten Sanggau sejak tahun 1990an. Namun, mulai dikenal masyarakat luas sejak lima tahun terakhir ini, tercatat sudah banyak komunitas dan organisasi dari berbagai latar belakang melakukan pendakian dan perkemahan di atas puncak Bukit Macan. Mendaki bukit tersebut diyakini membuat para pendaki memiliki pengalaman yang unik. Melihat pemandangan alam dari atas puncak, menjelajahi hutan, hingga menjumpai aneka macam flora dan fauna, seperti bunga anggrek hingga kantong semar, burung elang dan lain sebagainya.

Saat melakukan pendakian, kami membutuhkan waktu ± 1 jam dengan track terjal melewati jalan setapak. Pepohonan demi pepohonan kami lewati dan beberapa kali berhenti untuk istirahat akibat kelelahan. Setelah hampir sampai ke puncak, kami terpaksa melepaskan semua perlengkapan hingga bekal yang dibawa, dan membawanya ke atas puncak dengan cara di tarik dengan tali dari atas. Karena untuk mencapai puncak harus melewati tebing dengan ketinggian ± 2-3 meter dengan bantuan tali yang kuat sebagai pengamannya. Setelah sampai puncak, langsung disambut hamparan hutan hijau berlatar sungai kapuas dan perbukitan.

Pemandangan dari ketinggian Bukit Macan

Senja sudah semakin tampak, teman-teman pun langsung merebahkan badan sejenak dan kemudian bergegas mendirikan tenda. Satu per satu tenda pun berdiri dengan kuat, mempersiapkan peralatan dan bahan masakan untuk makan malam. Setelah semua beres, kami duduk santai menikmati suasana senja di puncak. Senja pun berganti malam, cakrawala malam semakin menampakkan diri dengan bertabur bintang yang gemerlapan di keheningan malam. Sungguh pemandangan langka yang tidak bisa kita temui di perkotaan.

Tenda berdiri sebelum matahari tenggelam di sebelah barat

Sementara itu, kami bebas upload setiap moment di story dan feed di sosial media karena signal 4G berlimpah di puncak Bukit Macan, mulai dari TELKOMSEL, INDOSAT, TRI, XL & AXIS. Semakin malam, kami pun berkumpul di luar tenda untuk bersama-sama memasak untuk makan malam. Masakan telah siap dan boleh disantap. Kami pun menggelar matrass sebagai alas tempat untuk duduk. Makan malam di puncak bukit, dengan suasana yang sangat tenang, di bawah ribuan bintang-bintang dengan teman yang seru terasa begitu syahdu.


Setelah makan malam, kita kedatangan Mas Hery yang kebetulan juga mendirikan tenda agak kebelakang dari rombongan kami (beda rombongan). Mas Hery memperkenal diri sebagai masyarakat yang sudah lama berdiam di perkampungan yang tidak jauh dari objek wisata Bukit Macan. Beliau menceritakan napak tilas Wisata Alam Bukit Macan, dan besar harapan masyarakat sekitar Bukit Macan untuk membuat kawasan tersebut menjadi objek wisata yang tertata rapi dan mendapat support maksimal dari pemerintah daerah setempat dan stakeholder.

Setelah makan malam dan sharing bersama Mas Hery, kami pun melanjutkan aktivitas bermain game mulai dari UNO hingga Gaplek sebagai segment pengganti Api Unggun. Malam semakin larut, akhirnya satu per satu memutuskan untuk masuk ke dalam tenda dan tidur. Semakin malam, suasana puncak bukit menjadi semakin dingin. Pikiran, hati dan jiwa menjadi sangat-sangat tenang dan damai. 

Suasana Berkabut di Pagi Hari di Bukit Macan || Flora Kantong Semar dan Bunga Anggrek

Pagi hari kami disambut dengan suasana dari sebelah timur yang sangat indah. Matahari perlahan menunjukan wajahnya dan momen-momen ini yang kami tunggu-tunggu. Pagi hari sebelum sunrise kita bisa melihat Bumi Daranante yang indah di sinari cahaya yang kemerah-merahan yang mempesona. Sambil menyeduh kopi hitam yang hangat dan sinar matahari pagi juga turut menghangatkan seluruh tubuh. Sungguh salah satu moment yang sangat menarik dalam rangkaian camping ria di atas ketinggian.

Bonus Dokumentasi

Kami pun tidak ketinggalan untuk mengabadikan moment yang berharga, satu per satu teman-teman berfoto berlatar Sungai Kapuas walaupun keadaan masih berkabut hingga kabut perlahan menghilang karena matahari pagi semakin meninggi. Setelah itu, kami pun mencoba untuk berjalan-jalan masuk ke hutan untuk berolahraga ringan dengan berjalan kaki menuju sebuah telaga kecil yang berisi air akar hitam kemerah-merahan. Setelah puas berkeliling, kami pun kembali ke areal perkemahan untuk sarapan pagi dan dilanjutkan dengan mengemaskan tenda dan membersihkan areal perkemahan dari sampah (sampah dikumpulkan dalam plastik besar dan dibawa turun kebawah).

Setelah areal perkemahan benar-benar bersih dari sampah, kami pun bersantai sejenak  di pinggiran tebing dan berfoto bersama untuk mengabadikan kebersamaan. Perlahan-lahan kami berusaha menuruni bukit dengan estimasi waktu ± 35 menit. Sampai di dermaga, tak lama kemudian kami pun dijemput untuk kembali ke perkampungan Kayu Tunu dan istirahat melepas penat. Setelah itu, perjalanan kami pun berakhir sampai disitu, masing-masing kembali ke daerahnya, tak terkecuali saya langsung tancap gas menuju Kota Pontianak. Sampai ketemu di trip selanjutnya !



9 komentar:

  1. Keren banget sih tempatnya bang+orangnya juga😍 di tunggu next trip selanjutnya 😁

    BalasHapus
  2. Widiiihh anak gunung nih, mantep juga trekkingnya menantang. Belum sempat nih main ke Bukit Macan, semoga nanti bisa kesampaian. Wkwk anterin aku dong!

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah senior akuuu niiii kalau urusan gunung... ayuk ajakin aku kakak kalau muncakk

      Hapus
  3. Widih.... ini nih keinginan yg blm bisa saya capai, yaitu naik bukit
    Semoga setelah teman2 saya membaca blog ini, termotivasi untuk bentuk tim pendaki

    BalasHapus
  4. Pengen,kalo tidk gabung dalam komunitas bisa go tidak ya ?

    BalasHapus

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.