Perjalanan Pantat Lecet di Desa Pelanjau - Tebas


misterpangalayo.com - Ini cerita tentang saya yang sangat antusias banget mau trip keliling pulau Kalimantan, hahaha…………. Semua berawal secara mendadak dan tiba-tiba, saat menikmati suasana siang sambil bloging. 

Tiba-tiba ponsel berdendang dengan sendirinya, lalu di angkat dan ternyata saya mendapatkan kabar buruk bahwa “Datuk” (sebutan orang Melayu Sambas kepada Neneknya Nyokap) saya meninggal dunia. Saat itu juga saya langsung “shut down” laptop dan bergegas ke kamar mandi.

Setelah selesai semuanya lalu saya berangkat ke Kota Tebas, menuju rumah Datuk saya naik angkot. Lama perjalanan sekitar 45 menit dari Kota Sambas, hal tak diinginkan pun terjadi. Udah sempit dan cuaca panas malah berimpitan dan sesak sekali di dalam angkot. Syukur di samping saya ada amoy (sebutan untuk gadis tionghoa), hahaha…….  

Angkot pun berhenti di Terminal Tebas, jemputan pun udah menunggu saya karna sebelum otw udah dikabarin. Eng Ing Eng………. Sampailah di rumah Datuk saya, suasana begitu hening dan berkabung. One by one saya lihat orang di sekeliling saya dan mata saya tertuju kepada saudara sepupu-sepupu saya. Lalu saya merapat di antara mereka dan berbincang-bincang. Sambil bernostalgia masa bermain sewaktu masih kanak-kanak, gokieL abis Lahh,, ngakak sambil pegang perut, wk wk wk.

Tiba-tiba ada cewek imut samperin saya, tidak lain dan tidak bukan dia adalah keluarga saya juga. Tetapi diantara kami sedikit terbuka dan terkesan teman tapi mesra ( ngarep.com). Lumayan lama berbincang-bincang, bertanya kabar, dan lainnya. Lalu saya mengajak dia jalan-jalan muter-muter pasar Kota Tebas karna alasan bosan dan kepingin jalan. Nah…… dia pun mau, saat itu juga kami cabut langsung ke rumah nenek saya ambil helm. Dalam perjalanan tiba-tiba saya ingin jalan ke Desa Pelanjau (Kec. Tebas) dan dia pun mau-mau aja orangnya.

TouchDown Pelanjau

Pelanjau adalah nama sebuah gunung sekaligus sebuah dusun di Desa Bukit Sigoler Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas (Kalimantan Barat). Sebuah Dusun dengan pemukiman etnis Dayak Salako / Badamea dan etnis Melayu Sambas serta Tionghoa. Jarak tempuh dari ibukota Kecamatan tidaklah begitu jauh. Sekitar 1 jam dengan menggunakan sepeda motor dengan sebagian kondisi jalan yang rusak.  
narsis,,, di kejauhan Gunung Pelanjau terlihat.

Alasan saya untuk pergi ke Pelanjau karena ingin melihat kondisi lapangan daerah sana dari sosial masyarakatnya hingga keharmonisan etnis yang terjalin di daerah sana. Dengan bekal uang seadanya dan bingung kalau di sana mau ke tempat siapa. Dengan kepercayaan diri yang sedikit ragu-ragu langsung tancap gas motor, akhirnya bermulalah bakal perjalanan ke pelosok desa.

Pukul 13.15 waktu setempat (wib) saya memulai perjalanan, rute kami dari Jalan H. Said Tebas dengan melewati beberapa desa, kami disuguhkan dengan pemandangan aktivitas warga tempatan yang beraneka ragam. Dari pemandangan biasa hingga yang bikin ngakak, GAWAAAAATTT lupa isi bensin,,, pas di perempatan jalan Desa Pangkalan Kongsi singgahlah saya di salah satu Kios Bensin. Saya rasa dua liter cukup, terlintas dipikiran saya ternyata saya baru ingat kalau saya ada teman di Dusun Sukabaru Desa Batu Sigoler. Tanpa berpikir panjang saya langsung ambil ponsel di poket saya dan langsung saya kontak dia lewat BBM (blackberry masanger), ternyata dia ada di rumah. 
jembatan gantung

Lalu saya melanjutkan perjalanan ke Pelanjau, dari Desa Pangkalan Kongsi saya melewati Jembatan Gantung. Akses satu-satunya untuk menuju Desa Gelamak dan Desa Bukit Segoler. Sedikit rasa takut melewati Jembatan Gantung karena kondisi Jembatan tidak begitu baik dan sedikit terasa terombang ambing ketika melewatinya.

Keramah tamahan seorang sahabat :)

rumah sahabat, sukabaru......

Sesampai di Dusun Sukabaru saya langsung menuju ke rumah sahabat saya, bertanya kepada warga tempatan tidak ketinggalan oleh saya untuk memudahkan mencari rumahnya. Alhasil, ketemu juga rumahnya dan saya di sambut dengan ceria. Disitulah saya menghilangkan rasa penat dan mengisi ulang ponsel saya.

Kalau sudah ketemu pasti suasananya seperti pasar sayur,,, HEBOH cing……… walau bertiga tapi ributnya kayak sekompi. Aksi narsis saya pun keluar, jepret sana jepret sini walau bermodal kamera ponsel ( hahahaha malu-maluin). Di tengah-tengah canda gurau, tak luput untuk saya bertanya sekilas kehidupan sosial masyarakat tempatan.

Tak terasa sejam saya berteduh dirumahnya, saya pun minta temankan untuk ke Dusun Pelanjau. Cuaca pada waktu itu mendung tetapi tidak membuat niat saya luntur. Seperti kata mama “Sekali merdeka tetap merdeka”…. Hahahahaha ga nyamung yaaa!!!!!

Perjalanan Pantat Lecet

Bermulalah perjalan ke Dusun Pelanjau, jarak tempuh sekitar lima menit dari rumah sahabat saya. Walau dengan kondisi jalan yang rusak, maklum saja di kampong dan pelosok. Melewati deretan rumah orang tempatan dan keriangan anjing-anjing yang asik bermain menambah suasana ramai. Alam yang asri dan sejuk serta udara yang masih terjaga. 
batu mak jage

Batu Mak Jage, sebuah legenda masyarakat sana. Itulah salah satu alasan saya untuk berkunjung kesana. Sebuah bebatuan yang pada jaman dahulu kala muncul di tengah-tengah sungai dengan arus air yang begitu deras. Tidak jauh dari situ di pinggir sungai ada sebuah saung kecil. Terdapat dua buah pantak yang mungkin digunakan oleh ketua adat masyarakat dayak sana untuk acara-acara ritual tertentu.

Bernarsis ria pun tidak ketinggalan, tapi sebenarnya saya kecewa karena Pelanjau tidak seperti apa yang ada di pikiran saya. Air sungai yang tercemar oleh kegiatan Penambang Emas Liar dan tidak ada tempat menarik selain tempat bebatuan. Tapi semua terbayar dengan jiwa pertualang saya yang ingin menjelajah semua daerah Kalimantan.
patrek-patrek

Jam menunjukkan pukul 16.35 wib, saya pun berpamitan untuk pulang serta menghaturkan terima kasih kepada sahabat saya yang sudi jadi pemandu saya selama di Pelanjau.

Tidak ada komentar:

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.