Kerajaan Bangsa Elf di Sambas - Kalimantan Barat (Part I)

Cerita tentang kehidupan bangsa ELF (kaum bunian) ini bukan fiksi belaka. Akan tetapi masyarakat Kalimantan Barat terutama Dikstrit Sambas dan Ketapang amat yakin Bangsa Elf (kaum bunian) adalah realita dan bukan isapan jempol belaka. Seringkali sebangsa makhluk halus ini membaur dengan manusia, meski tak disadari kehadirannya.

Bangsa Elf sama halnya dengan manusia, mereka mempunyai pola hidup seperti manusia pada umumnya. Bidang Pemerintahan, Sosial, Religi, bahkan hal-hal yang tidak manusia duga. Dari segi fisik mereka persis seperti manusia, hanya saja sedikit fisik yang berbeda yakni bentuk daun telinga yang sedikit runcing dan antara bibir dan hidung tidak memiliki belahan seperti halnya manusia pada umumnya. (*imajinasi fisiknya bisa dilihat serial film trilogi "The Lord of The Rings")

Keberadaan makhluk halus ini juga di akui keberadaannya oleh dunia, cuma pengistilahannya saja yang berbeda. Menurut bangsa barat, makhluk halus ini disebut ELF dan bangsa timur disebut Kaum Bunian atau Orang Kebenaran.

Bangsa Elf mempunyai mempunyai paras yang elok, dan tidak dipungkiri bangsa mereka lebih unggul dari kita (manusia). Peradaban mereka (elf) sangat maju dibanding Peradaban Modern manusia masa kini.

Tidak bisa dipungkiri kemunculan Kaum Bunian sedikit banyak memberi perasaan takut dalam diri manusia. Meski mereka sebenarnya tidak mengganggu. Kemunculannya kerap membuat bulu kuduk merinding. Maklum, perbedaan alam mereka telah membuat semacam jurang pemisah. Berbagai cerita dari leluhur, asal usul kaum Bunian ini adalah manusia juga.

Kali ini saya (sambasborneo) akan menyempitkan ulasan kali ini mengarah keterkaitan Bangsa Elf di Sambas (Borneo) dengan Kerajaan Sambas. Tapi ceritanya juga sangat mirip dengan yang ada di Kabupaten Ketapang bahkan wilayah lainnya seperti Wentira (Sulawesi).

Untuk masyarakat SingBeBas (Singkawang - Bengkayang - Sambas), sebuah Kerajaan Bangsa Elf "Negri Paloh" sudah tidak asing bagi mereka. Sebuah Kerajaan yang tidak bisa dilihat dengan ata tetapi bisa dirasakan dan kadang juga menampakkan diri di saat-saat tertentu.

Bangsa Elf "Negeri Paloh" memiliki sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Pangeran Sandi. Keberadaan kerajaan gaib ini kerap memunculkan fenomena mistis.

Selain panoramanya yang indah, kawasan perbatasan antara Kalimantan Barat dan Malaysia juga menyimpan kekuatan gaib yang cukup besar. Peristiwa-peristiwa aneh sering terjadi di beberapa tempat. Mulai dari munculnya sebuah kota di tengah belantara, kemudian hilangnya sebuah pesawat berikut awaknya, sampai pada penculikan beberapa orang penduduk.

Diujung utara berlatar belakang Gunung Senuju yang melengkung hijau, sementara di sebelah timur berderet bukit barisan yang dinamakan Pegunungan Sebedang. Di muara Sungai Sambas selatan diapit dua gunung, yaitu Gunung Gajah dan Gunung Kalangbau. Karena kondisi geografis itulah, negeri Sambas menjadi terkenal. Negeri itu aman dan makmur dengan julukan “negeri laksana kembang setaman”.

Ada satu hal yang tidak boleh dilakukan manusia bila berada dekat dengan kaum Bunian: jangan sekali-kali mengikuti ajakannya. Bila itu dilakukan, maka ia akan masuk ke alam gaib mereka dan tidak akan bisa kembali. Pusat komunitas kaum Bunian terletak di sekitar Pantai Selimpai, Kecamatan Paloh. Juga terdapat di seputar Tanjung Batu, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Tatanan kehidupan kaum Bunian amat teratur. Itu karena mereka di kelola oleh sistem kerajaan yang tertib. Mereka pun bukan tipe makhluk pengganggu yang suka
meneror manusia. Bahkan sebaliknya, sekali waktu mereka terlihat membaur dengan manusia untuk memberi bantuan.

Kasus perang etnis di Sambas beberapa waktu lalu, konon juga melibatkan kaum Bunian ini. Raja mereka sengaja mengerahkan pasukan Bunian untuk menghalau etnis tertentu yang dianggap mengganggu ketenteraman hidup etnis pribumi. Namun tetap saja perbedaan alam dengan mereka menyebabkan manusia takut.
 

Bila ingin menemui Bangsa Elf (kaum bunian), datanglah ke pusat komunitas mereka di sekitar Pantai Selimpai atau Tanjung Batu. Tentu saja, tidak begitu saja seseorang bisa berhubungan langsung dengan bangsa lelembut ini. Melainkan harus dengan bantuan orang yang menjadi perantara.

Di kedua pantai tersebut, selalu ada orang yang bisa menjadi perantara dengan orang-orang dari bangsa Bunian. Menurut Hendra Sukmana, aktivis LSM yang kini menjabat Ketua Panwaslu Kota Singkawang, tanpa perantara, tak mungkin orang biasa bisa bertemu langsung dengan kaum Bunian. Hanya orang yang punya kemampuan khususlah yang bisa berinteraksi langsung dengan mereka. Tanpa memiliki kemampuan semacam itu, maka orang-orang hanya bisa melihat pantai ini sebagai objek wisata yang indah saja. Tidak lebih dari itu.

Akan tetapi, dalam kondisi tertentu, bisa saja orang biasa berjumpa dengna kaum Bunian. “Sewaktu-waktu orang biasa pun sering berjumpa dengan kaum Bunian yang tengah berada di sekitar mereka. Seperti di pasar-pasar rakyat, di dalam mobil angkutan umum, di pinggir sungai, bahkan di supermarket,” tuturnya kepada penulis.

Nah, ketika itu, terang Hendra, jangan sekali-kali berbuat ceroboh. Misalnya, sok akrab dengan sengaja menyapa mereka. Sebab bila tidak memiliki bekal batin yang kuat, kita bisa terpengaruh oleh ajakan mereka. Apalagi bila kaum Bunian yang menampakkan diri itu adalah kaum hawa. “Jika tidak kuat iman, kita bisa terpikat. Kalau itu terjadi, maka kita tidak akan bisa kembali ke dunia manusia lagi,” ujar Hendra.




                pengalaman pribadi penulis,
                fenomena mistis kerajaan gaib sambas.

Tidak ada komentar:

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.