Rancangan Kota Ramah Lingkungan Di Bumi Khatulistiwa


misterpangalayo.com - Rancangan Kota Ramah Lingkungan Di Bumi Khatulistiwa. Kota ramah lingkungan impian adalah sebuah kota yang serba hijau ramah lingkungan, tidak ada mobil, tidak ada sampah, tidak ada polusi, sumber energi yang berlimpah, dan lain-lain. Namun untuk menjadikan Kota Pontianak menjadi kota hijau dalam bayangan pemanasan global dan perubahan iklim adalah sebuah tantangan yang berat. Hingga timbul pertanyaan di benak saya, Apa begitu sulit mewujudkan Kota Pontianak yang ramah lingkungan ? dan mengapa permasalahan kota tersebut merata terjadi hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia?.

Jawabannya bisa beragam, mulai dari pemerintah kota kurang proaktif, urban planner dan arsitek dalam penataan kota secara makro menghasilkan sebuah kota tumbuh secara alamiah dan mengakibatkan permasalahan lingkungan yang cukup serius.

Kota ramah lingkungan tidak bisa terbentuk dengan sendirinya, karena kota adalah hasil dari karya manusia dan tidak bisa alamiah tumbuh sendiri seperti tanaman atau pepohonan. Untuk bisa menciptakan kota yang ramah lingkungan, kita bisa meniru dari berbagai contoh baik di berbagai kota di dunia dan bahkan dari Indonesia seperti Kota Surabaya dan Kota Probolinggo, tentang bagaimana menciptakan sebuah kota yang ramah lingkungan.

Menurut PBB, 70% penduduk dunia akan tinggal di perkotaan pada 2050, naik dari level 50% saat ini. Artinya populasi masyarakat tidak hanya tumbuh signifikan, namun juga memenuhi sisi dan ruang kota-kota dunia. Kota selalu di identik dengan jumlah manusia yang sangat besar, pemukiman yang padat, lalu lintas, sampah, polusi udara dari kendaraan dan industri. Tapi, 75 % dari energi dunia dikonsumsi oleh daerah kota sehingga sesuatu harus dilakukan untuk menyelamatkan kawasan padat manusia ini, dan semua harus dilakukan dengan cepat.

Agar Kota Pontianak terus tumbuh serta terhindar dari kerusakan lingkungan beserta efek-efek sosialnya, Pemerintah Kota Pontianak harus proaktif dalam membangun infrastruktur perkotaan yang futuristik (future-proof) yang memungkinkan masyarakat yang tinggal di dalamnya memiliki akses terhadap semua fasilitas yang ada, serta penataan kota harus benar-benar maksimal dan tepat sasaran karena persoalan penataan kota akan sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Terutama, dalam hal pemanfaatan energi maupun pengelolaan lingkungan.

Baca juga : PONTIANAK KOTA BERSINAR: Sepercik Harapan dari Bumi Khatulistiwa

KOTA DAN MANUSIA

Menurut Ali Madanipour dalam Zahnd (1999), kota adalah kumpulan berbagai bangunan danartefak serta tempat untuk berhubungan sosial. Lebih lanjut Zahnd (1999) mengatakan bahwa kota adalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang mungkin paling kompleks. Kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa, dari segi budaya dan antropologi, ungkapan kota sebagai ekspresi kehidupan orang sebagai pelaku dan pembuatnya adalah paling penting dan sangat perlu diperhatikan. Hal tersebut karena permukiman perkotaan tidak memiliki makna yang berasal dari dirinya sendiri, melainkan darikehidupan di dalamnya.

Menurut Daldjoeni (1992), mengatakan bahwa community atau masyarakat dalam ekologisosial dapat dipandang sebagai suatu struktur yang unsur-unsurnya ada tiga yaitu: populasi (banyaknya manusia), habitat (lingkungan) dan kebutuhan (segala yang dikejar melalui kegiatan hidup). Interaksi antara tiga unsur tersebut mendorong berfungsinya unsur tadi dalam perkampungan, kota, desa, daerah maupun negeri. Dari pengertian Daldjoeni kita bisa melihat kota terdiri dari manusia sebagai penghuninya, habitat atau lingkungan fisik dimana dia tinggal dan kebutuhan-kebutuhan manusia dalam melangsungkan kehidupannya yang kemudian mendorong terjadinya perubahan lingkungan secara signifikan. Terkadang karena faktor pemenuhan kebutuhan manusia, kelestarian habitat alami manusia dikorbankan sedemikian rupa untuk hanya kepentingan sesaat yang pada akhirnya manusia baru tersadar setelah bencana menimpa. Padahal bencana akibat perusakan lingkungan habitat alamimanusia akan berujung pada terganggunya pemenuhan kebutuhan manusia dalam jangka waktu yanglebih panjang.

KOTA PONTIANAK
Kota Pontianak adalah ibukota provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis khatulistiwa. Selain itu, Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas (sungai terpanjang di Indonesia) dan Sungai Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota menjadi simbol di dalam logo Kota Pontianak. Kota ini memiliki luas wilayah 107,82 kilometer persegi.


Wilayah Kota Pontianak berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya dengan batas-batas sebagai berikut:
Bagian Selatan : Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya dan Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya
Bagian Timur : Desa Kapur Kecamatan Sungai Raya dan Desa Kuala Ambawang Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya
Bagian Barat : Desa Pal IX dan Desa Sungai Rengas Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya
Bagian Utara : Desa Wajok Hulu Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak dan Desa Mega Timur dan Desa Jawa Tengah Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya

Jumlah penduduk tetap Kota Pontianak tahun 2006 hasil Proyeksi yang menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2006 dan Sensus Penduduk tahun 2000 berjumlah 510.687 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 256.750 jiwa dan penduduk perempuan 253.937 jiwa.

Sedangkan dari hasil Sensus Penduduk tahun 2000 penduduk kota Pontianak berjumlah 464.534 jiwa, hal ini berarti bahwa telah terjadi peningkatan penduduk selama 4 (empat) tahun terakhir (tahun 2000- 2004), yaitu sebesar 1,76 persen pertahunnya

KEUNGGULAN KOTA PONTIANAK

1. Wilayah Kota Pontianak berdekatan dengan beberapa pusat pertumbuhan Regional

Di lingkup Nasional, letak Kota Pontianak berdekatan dengan beberapa daerah lain yang menjadi pusat pertumbuhan regional, seperti Batam, Pekanbaru dan Natuna di Pulau Sumatera; Jakarta di Pulau Jawa serta Balikpapan dan Pangkalan Bun di Pulau Kalimantan. Sementara itu di lingkup internasional, letak Kota Pontianak tidak jauh dari beberapa kota yang sudah maju di negara-negara ASEAN, seperti Kuching dan Sabah (Malaysia), Bandar Seri Begawan (Brunei Darrusalam), Singapura dan beberapa kota di ASEAN lainnya.

2. Kota Pontianak memiliki interaksi dalam sistem pelayaran Indonesia Bagian Barat dan Negara Tetangga

Peran Pelabuhan di Kota Pontianak sangat penting dalam kelancaran sistem angkutan Laut di wilayah Indonesia dan Internasional. Pelabuhan antar pulau Dwikora Kota Pontianak juga didukung dengan pelabuhan antar wilayah Kabupaten di Kalimantan Barat melalui pelabuhan Sheng Hie, pelabuhan ini melayani angkutan Pontianak-Ketapang, Pontianak–Teluk Melano (Kabupaten Kayong Utara), Pontianak-Sukadana (Kabupaten Kayong Utara) dan lain-lain.

3. Sebagai ibukota provinsi Kalimantan Barat

Sebagai ibukota dari provinsi Kalimantan Barat, tentunya Kota Pontianak lebih unggul satu langkah dari kota lainnya di Kalimantan Barat, khususnya potensi dalam sektor pariwisata, sektor jasa, dan lainnya. Kota Pontianak juga menjadi barometer pada sektor maupun bidang pembangunan di Kalimantan Barat.

4. Sebagai kota transit

Kota Pontianak menjadi jalur aktif perdagangan dari luar daerah, seperti pengiriman barang dari Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Sebagai kota transit, industri perdagangan di Pontianak kian berkembang, sehingga kebutuhan akan transportasi juga meningkat.


POTENSI MENJADI KOTA BESTARI (BERSIH, SEHAT, TERTIB, AMAN, RAPI DAN INDAH)

1. Posisi Kota Pontianak sebagai kota transit semakin menarik investor

2. Sebagai destinasi wisata, khususnya wisata edukasi lingkungan

3. Meningkatnya posisi strategis dalam jejaring kota-kota di wilayah Indonesia maupun internasional dalam kegiatan pengelolaan lingkungan

4.Membangkitkan sektor ekonomi informal bagi masyarakat kota Pontianak

5. Masyarakat dapat menikmati kehidupan dengan lebih berimbang dan bermakna karena hidup dilingkungan yang asri

6. Potensi sebagai pelabuhan nasional ramah lingkungan

PONTIANAK KOTA KHATULISTIWA BERWAWASAN LINGKUNGAN

Dewasa ini, dunia kita sedang dihadapkan dengan permasalaham degradasi kondisi lingkungan. Terutama untuk kawasan perkotaan, permasalahan yang umum kita jumpai adalah pencemaran air, udara, dan tanah yang tidak terelakkan lagi seiring perkembangan pembangunan di seluruh dunia. Urbanisasi hal yang terjadi di sebagian besar kota-kota di dunia. Penyebabnya antara lain tidak seimbangnya pembangunan antara desa dan kota. Daya dukung kota-kota semakin lemah dalam memfasilitasi kebutuhan warga kota. Polusi udara dan pencemaran air serta tanah, pemenuhan kebutuhan warga untuk bisa hidup sehat, nyaman dan sejahtera, menjadi persoalan yang perlu dicari solusinya oleh semua pihak.

Seiring jalannya pembangunan, Kota Pontianak yang notebane-nya sebagai ibukota provinsi Kalimantan Barat juga tidak ketinggalan untuk memberikan upaya kenyaman dan lingkungan yang baik bagi warganya. Rancangan Kota Ramah Lingkungan Di Bumi Khatulistiwa bisa kita lihat seperti gambar dibawah ini.



1. Perencanaan Program Hijau

Perencanaan dan rancangan hijau adalah perencanaan tata ruang yang berprinsip pada konsep pembangunan kota berkelanjutan. Green city menuntut perencanaan tata guna lahan dan tata bangunan yang ramah lingkungan serta penciptaan tata ruang yang atraktif dan estetik.

Hal-hal yang dilakukan:
a. PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2013-2033.
b. Partisispasi Masyarakat (Komunitas Hijau).
    Komunitas lingkungan turut aktif dalam aksi menjadikan Pontianak sebagai kota ramah  lingkungan. Salah satu di antaranya adalah Komunitas Gerakan Senyum Kapuas (GSK) Kalbar yang digagas oleh Beny Tanheri, komunitas peduli pada isu-isu berbau lingkungan.

Gerakan Senyum Kapuas (GSK)
c. Perencanaan sanitasi tingkat kota (buku putih sanitasi)
   Buku Putih Sanitasi Kota Pontianak merupakan dasar dan acuan dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi dan komprehensif karena merupakan hasil kerja berbagai komponen dinas atau kelembagaan lain yang terkait dengan sanitasi. Buku Putih Sanitasi Kota Pontianak ini menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kota Pontianak, yang nantinya menjadi panduan kebijakan Pemerintah Kota Pontianak dalam manajemen kegiatan sanitasi.

2. Ruang terbuka hijau

Ruang terbuka hijau adalah salah satu elemen terpenting kota hijau. Ruang terbuka hijau berguna dalam mengurangi polusi, menambah estetika kota, serta menciptakan iklim mikro yang nyaman. Hal ini dapat diciptakan dengan perluasan lahan taman, koridor hijau dan lain-lain.

RTH yang ada di Kota Pontianak di antaranya:
a. Taman Alun-alun Kapuas Kota Pontianak
b. Hutan Kota yang berada di Jalan Ayani Pontianak
c. Taman Akcaya

Taman Alun-alun Kapuas

3. Pengelolaan sampah hijau

Green waste adalah pengelolaan sampah hijau yang berprinsip pada reduce (pengurangan), reuse (penggunaan ulang) dan recycle (daur ulang). Selain itu, pengelolaan sampah hijau juga harus didukung oleh teknologi pengolahan dan pembuangan sampah yang ramah lingkungan.

Hal-hal yang dilakukan:
a. Penerapan 3R (Reuse,Reduce,Recycle)melalui
    • Bank Sampah
    • Green barter
    • Sosialisasi dan pelatihan daur ulang sampah ke seluruh lapisan masyarakat
b. Optimalisasi TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) di Tiap Kawasan
c. Pemanfaatan komposter aerob dan biopori.


Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Program Tempat Pemungutan Sampah Terpadu (TPST)-3R (Reduce, Reuse, Recycle) di ruangan aula PIP2B Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (4/12/2014).

4. Transportasi hijau

Green transportation adalah transportasi umum hijau yang fokus pada pembangunan transportasi massal yang berkualitas. Green transportation bertujuan untuk meningkatkan penggunaan transportasi massal, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, penciptaan infrastruktur jalan yang mendukung perkembangan transportasi massal, mengurangi emisi kendaraan, serta menciptakan ruang jalan yang ramah bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda.

Hal-hal yang dilakukan:
a. Program Car free day di Kawasan Jalan Ayani Pontianak setiap hari Minggu.
b. Pengujian Emisi Kendaraan Umum dan Kendaraan Dinas.
c. Peremajaan angkutan umum secara bertahap


Car Free Day, Jl. Jend. A. Yani, Kel. Parit Tokaya, Kec. Pontianak Selatan (25 Oktober 2015)

5. Manajemen air yang hijau

Konsep green water bertujuan untuk penggunaan air yang hemat serta penciptaan air yang berkualitas. Dengan teknologi yang maju, konsep ini bisa diperluas hingga penggunaan hemat blue water (air baku/ air segar), penyediaan air siap minum, penggunaan ulang dan pengolahan grey water (air yang telah digunakan), serta penjagaan kualitas green water (air yang tersimpan di dalam tanah).

Hal-hal yang dilakukan:
a. Program bersih-bersih sungai Kapuas bersama masyarakat (komunitas lingkungan)
b. Normalisasi sungai dan saluran drainase
c. Pemantauan kualitas air sungai, limbah cair perusahaan dan UKM

6. Energi hijau

Green energi adalah strategi kota hijau yang fokus pada pengurangan penggunaan energi melalui penghemetan penggunaan serta peningkatan penggunaan energi terbaharukan, seperti listrik tenaga surya, listrik tenaga angin, listrik dari emisi methana TPA dan lain-lain.

Hal-hal yang dilakukan:
a. Penggunaan Solar Cell (traffic light dan warning light dan lampu PJU)
b. Pemanfaatan Gas Methan di TPA
c. Pemanfaatan energi alternatif dalam tahap uji coba, bekerjasama dengan perguruan tinggi dan SMK di Kota Pontianak, antara lain:
           • kulit pisang sebagai pengganti bahan bakar minyak
           • plastik sebagai pengganti BBM
           • energi angin untuk perontok padi

Kampus Muhammadiyah Pontianak Ciptakan Atap Rumah Penghasil Listrik

7. Bangunan hijau

Green building adalah struktur dan rancangan bangunan yang ramah lingkungan dan pembangunannya bersifat efisien, baik dalam rancangan, konstruksi, perawatan, renovasi bahkan dalam perubuhan. Green building harus bersifat ekonomis, tepat guna, tahan lama, serta nyaman. Green building dirancang untuk mengurangi dampah negatif bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan penggunaan energi, air, dan lain-lain yang efisien, menjaga kesehatan penghuni serta mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.

Hal-hal yang dilakukan:
a. Penetapan kebijakan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau seluas 30% dari luas kota (20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat).
b. Sekolah Adiwiyata (sekolah berbudaya lingkungan)
c. Program Eco Office (Kantor Peduli Lingkungan)
Tetra telah dianugerahi penghargaan tertinggi di bidang lingkungan untuk kategori sekolah peduli dan berbudaya lingkungan (Adiwiyata) pada tanggal 7 Juni 2011. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Pontianak.

8. Komunitas hijau

Green community adalah strategi pelibatan berbagai stakeholder dari kalangan pemerintah, kalangan bisnis dan kalangan masyarakat dalam pembangunan kota hijau. Green community bertujuan untuk menciptakan partisipasi nyata stakeholder dalam pembangunan kota hijau dan membangun masyarakat yang memiliki karakter dan kebiasaan yang ramah lingkungan, termasuk dalam kebiasaan membuang sampah dan partisipasi aktif masyarakat dalam program-program kota hijau pemerintah.

Komunitas Hijau yang ada di Kota Pontianak:
a. Komunitas Gerakan Senyum Kapuas (GSK)
b. Ngopi Kreatif (Ngomongin Pontianak Jadi Kota Kreatif)

c. Pontianak Berkebun
d. dan lain-lain.

TIGA PILAR MENUJU KOTA RAMAH LINGKUNGAN

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Potensi menjadi kota yang indah dan bersih adalah, posisi sebagai kota transit semakin menarik investor, sebagai destinasi wisata khusunya wisata edukais lingkungan, serta membangkitkan sektor ekonomi informal bagi masyarakat Kota Pontianak. Tiga pilar menuju kota ramah lingkungan adalah, pemerintahm, masyarakat, dan dunia usaha. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, juga harus memberikan manfaat positif, bagi kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi masyarakat yang ada di Kota Pontianak.


DAMPAK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP YANG RAMAH LINGKUNGAN

Tidak ada komentar:

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.