Melayu Itu adalah Bangsa
Pontianak
 – Sebanyak 107 makalah dari tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan 
Brunei Darussalam disajikan dalam Seminar Internasional Melayu Gemilang 
(SIMG) 2012 di Rumah Melayu Kalbar, Kamis (20/12).
Seminar dalam rangka memeriahkan Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) 
VIII tersebut bertajuk “Warisan Kearifan Lokal dan Pendidikan Karakter 
Nusantara”. Ketua Panitia SIMG Agus Syahrani MA mengatakan seminar 
tersebut tidak hanya mengangkat sebatas budaya saja. Namun lebih luas 
dan ingin membuka kotak-kotak keilmuan yang ada.
“Kami ingin mengangkat tidak hanya tentang Melayu saja, tetapi dalam 
skala yang lebih luas. Dari berbagai keilmuan akan dikaji dalam seminar 
ini. Melayu bisa dipandang dari berbagai sudut, termasuk keilmuan yang 
ada,” kata Agus Syahrani kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, dengan mengangkat kearifan lokal, banyak isu yang dapat 
disajikan. Apalagi isu kearifan lokal sudah menjadi isu globalisasi.
“Berbagai bidang keilmuan disajikan. Dari bidang teknik, sosial, 
ekonomi, agama, hukum, adat istiadat, bahkan sampai farmasi,” ujarnya.
Ia mencontohkan DR Zairin Zain dari Fakultas Teknik Untan yang 
mengangkat tentang kearifan lokal arsitektur bangunan tradisional 
Melayu. Sedangkan dari Malaysia, mengangkat tentang kearifan lokal 
tradisional Melayu untuk farmasi atau kesehatan. “Bahkan mereka 
menyiapkan tim khusus dari berbagai universitas untuk mengangkat isu 
farmasi,” jelasnya.
Agus menambahkan, ilmu tidak bisa dimiliki hanya seseorang. Dalam 
seminar ini bukan jumlah yang dilihat, tetapi dari keterwakilannya.
“Kalau dari ahli pendidikan bisa dijadikan uji publik terkait 
kurikulum 2013. Sehingga dari seminar ini bisa menghasilkan beberapa 
rekomendasi. Perlu diketahui, Melayu bukan etnis, tapi skalanya 
Nusantara. Melayu itu adalah bangsa,” ulasnya.
Dalam seminar tersebut ada tiga pemakalah utama. Pertama, Prof DR 
Chairil Effendy yang membawakan makalah tentang Karakter dan 
Otosentrisitas Serantau Demi Melayu Gemilang. Kedua, Prof Madya Dr Ab 
Razak Ab Karim tentang Warisan Kearifan Lokal Masyarakat Melayu 
Pontianak Dalam Perubutan Tradisional. Ketiga, Dr Muhammad Saiful Haq 
bin Hussin tentang Pembelajaran dan Pengajaran Kearifan Lokal dan 
Pendidikan Karakter Berbasis Multimedia.
Agus menjelaskan, SIMG 2012 merupakan rintisan awal yang mewadahi 
jaringan sarjana dan ilmuan nusantara dalam berkomunikasi secara 
akademik. Komunikasi akademik ini penting, mengingat nusantara adalah 
alam Melayu menjadi sempadan politik beberapa negara.
Menghadirkan, dari berbagai disiplin ilmu. Ada bidang bahasa, sastra,
 fisologi, pendidikan dan pengajaran, ekonomi, sosiologi, antropologi, 
politik, agama, hukum, adat istiadat, kesehatan, perobatan, dan isu-isu 
budaya masyarakat etnik, alam Melayu. Peserta SIMG merupakan peneliti, 
dosen, dan mahasiswa dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. 
Ada tiga orang intelektual dari Brunei Darussalam, 21 dari Malaysia, 83 
dari Indonesia. Dari 83 dari Indonesia terdiri dari Aceh, Bangka, 
Sulawesi, Sumatra, Jawa, Jakarta, Banten, dan Kalimantan. (kie)
Sumber: Klik Disini ....!! 

Tidak ada komentar:
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta
Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:
1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan