Wisata Sejarah Bukit Wangkang di Sungai Pinyuh Mempawah

misterpangalayo.com - Kabupaten Mempawah merupakan salah satu kota tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan selain Kota Singkawang dan Kota Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat, hal ini dikarenakan letak wilayahnya yang sangat strategis. Hampir setiap akhir pekan atau liburan, kabupaten yang dijuluki Bumi Galaherang ini selalu dikunjungi oleh para traveler mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa.

Batu Raksasa yang menyerupai sebuah kapal besar di Bukit Wangkang || Sumber Gambar : wahyu/pontianakpost

Tempat wisata di Kabupaten Mempawah cukup banyak dan beragam, mulai dari wisata bahari, wisata sejarah dan budaya, hingga wisata religi. Seperti Wisata Bahari Pulau Temajo dan Pantai Kijing di Kecamatan Sungai Kunyit, Istana Amantubillah Mempawah dan Mempawah Mangrove Park di Kota Mempawah, Jungkat Beach Resort di Kecamatan Siantan, Air Terjun Sambora di Kecamatan Toho, hingga Wisata Bukit Wangkang di Kecamatan Sungai Pinyuh.

Saya sebagai blogger yang doyan mengeksplorasi objek wisata di setiap sudut Kalbar, teropong wisata tertuju ke sebuah objek wisata di Kecamatan Sungai Pinyuh (Kabupaten Mempawah) yang menarik untuk di jelajahi maupun dikunjungi. Objek Wisata Bukit Wangkang di Kecamatan Sungai Pinyuh memang terdengar asing di telinga wisatawan. Bukan berarti bukit ini tidak menarik untuk dikunjungi, melainkan akses menuju tempat ini tidaklah rumit.

Dari ibukota provinsi, jarak tempuh Kota Pontianak menuju pasar Sungai Pinyuh adalah 55,6 kilometer atau 1 jam 19 menit menggunakan angkutan mobil pribadi. Untuk menuju Bukit Wangkang (Bukit Seliung) atau juga disebut Bukit Tangga Seribu, adapun rute jalan yang akan dilalui yakni : Terminal Sungai Pinyuh - Jalan Raya Seliung (jalan raya jurusan Sungai Pinyuh - Ambawang) - menuju Desa Galang - Jalan Panca Bhakti.

Tangga Seribu Bukit Wangkang / Bukit Seliung || Sumber Gambar : mempawahtourism[dot]com

Ketika berada di Jalan Panca Bhakti, kita akan menemukan perkampungan etnis Tionghoa dan ikuti saja jalan tersebut hingga menjumpai komplek pemakaman Tionghoa. Keberadaan tangga seratus terletak di kawasan pemakaman tersebut. Carilah gerbang bewarna merah dan tangga dengan warna yang sama. Itulah tangga seratus, walaupun sebenarnya jumlah anak tangganya mencapai angka 140 buah.

Spot instagramable di pintu masuk kawasan wisata Bukit Wangkang || Sumber Gambar : mempawahtourism[dot]com

Ketika tiba di pintu masuk Bukit Wangkang, kita langsung disuguhkan ornamen pintu gerbang khas Tionghoa yang beraksara mandarin. Warna warni ornamennya yang menyegarkan mata seakan menyambut wisatawan dengan sejuk. Naik sedikit lagi untuk mencapai puncak, wisatawan kembali dibuat takjub dengan pemandangan alam yang menarik, dimana terdapat batu raksasa yang tampak tegak berdiri menyerupai sebuah kapal besar / kapal wangkang. Batu berbentuk kapal itu seakan sedang berlabuh diatas sebuah bukit.

Batu tersebut lah yang membuat Bukit Wangkang menarik dan tidak ada duanya dibanding wisata yang ada di Sungai Pinyuh. Menurut tradisi lisan masyarakat Tionghoa yang sudah tinggal turun-temurun dikawasan bukit tersebut, konon batu raksasa tersebut adalah sebuah kapal besar milik pengembara dari negeri Dataran Tiongkok yang datang ke tanah Sungai Pinyuh ribuan tahun silam. Uniknya, pada saat itu kaki bukit Wangkang masih dikelilingi oleh lautan. Namun adanya proses alam, lautan disekitarnya menjadi daratan sehingga bukit Wangkang kini berada jauh dari bibir pantai.

Berdampingan dengan situs sejarah tersebut (Batu Wangkang), masyarakat Tionghoa secara swadaya membangun sebuah klenteng kecil bernama Thay Syin Ja. Klenteng ini menjadi tempat ibadah bagi wisatawan keturunan Tionghoa yang datang berkunjung ke lokasi tersebut. Menurut warga setempat, klenteng itu ramai di kunjungi pada momen-momen tertentu seperti saat sembahyang kubur.

Pemandangan Kota Sungai Pinyuh dari ketinggian Bukit Wangkang

Aktivitas wisata yang bisa dilakukan di Bukit Wangkang adalah menikmati suasana pemandangan Sungai Pinyuh dari ketinggian hingga hiking. Namun selama berada di tempat wisata tersebut, wisatawan harus tetap menjaga kebersihan area wisata, tidak berbuat tindak asusila karena masih mistis, tidak merusak klenteng atau mencoret-coret batu dengan sengaja, dan lebih baik datang saat cuaca cerah.

Tak hanya menyisakan cerita legenda tentang kapal raksasa yang berlabuh diatas batu besar, menurut masyarakat setempat terkadang ada penampakan lampu api berwarna merah yang kerap terlihat melintas diatas Bukit Wangkang. Selain itu, misteri tentang keberadaan sebuah goa yang konon katanya dijadikan sebagai bunker tentara Jepang saat berperang menghadapi tentara Belanda. Namun, sampai sekarang tak ada satu orang pun yang mengaku pernah masuk dan menemukan goa tersebut.

Tugu Jam BKKBN tepat berada di depan Terminal Sungai Pinyuh

Sama seperti wisata sejarah yang harus dieksplorasi, berburu kuliner menjadi kewajiban ketika berkunjung ke suatu daerah. Kecamatan Sungai Pinyuh juga mempunyai tempat kuliner seperti kawasan Terminal Sungai Pinyuh dan sekitarnya yang berlokasi di Jl. Raya Jurusan Pontianak - Sungai Pinyuh.

Apabila kita kemalaman untuk pulang ke Kota Pontianak atau sebelum melanjutkan perjalanan ke Kota Singkawang. Kota Sungai Pinyuh juga menyiapkan akomodasi untuk menginap, salah satu penginapan yang saya rekomendasikan adalah Motel Jumbo yang terletak di Kelurahan Nusapati. Motelnya terletak dipinggir jalan provinsi.

Motel Jumbo - Sungai Pinyuh

1 komentar:

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.