Melestarikan Hutan, Menuai Masa Depan Lebih Baik

Forest Talk with Blogger Pontianak

misterpangalayo.com - Bayangkan sebuah pulau tropis di lintasan garis khatulistiwa di mana burung Enggang terbang tinggi di angkasa, orang utan dan bekantan bebas berkeliaran, reptil yang menakjubkan juga ikut bercengkrama di alam bebas, serta tanaman-tanaman indah dan eksotis tumbuh subur.

Tempat para penjelajah menemukan tumbuhan dan hewan baru yang menakjubkan setiap minggu ini bukanlah suatu tempat dari negeri dongeng, film atau fantasi anak-anak. Inilah Pulau Kalimantan, salah satu pulau paling menakjubkan di Bumi. Pulau yang juga dijuluki Borneo ini memiliki keanekaragaman hayati yang menakjubkan di hutannya yang masih luas.

Orang utan, gajah borneo, badak dan macan tutul berbagi hutan dengan lebih dari 600 spesies burung dan 15.000 jenis tanaman. Namun terlepas dari keajaiban alami Bumi Kalimantan, sebagian besar hutannya telah ditebang untuk kayu dan membuka jalan bagi perkebunan kelapa sawit, serta pertambangan batu bara.

Semua berawal dari sebuah ledakan dari dalam tanah. Bum!! Kerusakan hutan Kalimantan semakin jelas terlihat dalam sebuah film dokumenter “Sexy Killer” yang diunggah tanggal 13 April 2019 lalu di kanal Youtube Watch Dog Image. Film ini membuka mata publik untuk melihat betapa pedihnya kehidupan masyarakat yang terkena imbas kerusakan lahan, lingkungan dan air minum, bahkan nyawa pun menjadi taruhannya.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE menegaskan bahwa sepertiga hutan Kalimantan telah rusak sejak tahun 1973. Kerusakan hutan Kalimantan dua kali lipat tingkat lebih tinggi dari sisa luasan hutan tropis dunia. Gambar di bawah ini menunjukkan empat dekade kondisi hutan Kalimantan, akibat dari industri pertambangan dan perkebunan, pembukaan dan penebangan di tanah Kalimantan.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Kondisi Hutan Kalimantan 1973 – 2010 || Sumber : https://journals.plos.org
  • Hutan (hijau tua) dan non-hutan (putih) pada tahun 1973, dan awan di Panel A
  • Area hilangnya hutan selama 1973-2010 (merah) di jalan logging Panel B.  
  • Primer 1973-2010 (kuning baris) di Panel C.  
  • Sisa hutan utuh (hijau tua), sisa hutan yang ditebang (hijau muda), dan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (Black) pada tahun 2010 di Panel D.


Demi generasi nanti, fenomena ini harus lebih diperhatikan jika ingin menyelamatkan harta alam paling menakjubkan yang dianugerahi Tuhan. Bukan hanya tumbuhan dan hewan yang terancam oleh kerusakan hutan Kalimantan. Hampir 1 juta penduduk asli Kalimantan yang masih bergantung pada hutan untuk kehidupan sehari-hari juga terkena imbasnya.


Ide untuk mencegah perubahan iklim dengan menyelamatkan hutan bukanlah hal baru. Hingga saat ini, menyelamatkan hutan Indonesia terus digaungkan oleh Yayasan Doktor Sjahrir dan The Climate Reality Project Indonesia melalui event Forest Talk with Bloggers yang bertempat di Hotel ibis Pontianak City Center, Sabtu 20 April 2019.

Kota Pontianak menjadi kota ketiga setelah sebelumnya digelar di Jakarta (9 Februari 2019) dan Palembang (23 Maret 2019). Acara ini dikemas menarik dalam bentuk talkshow interaktif dan juga terdapat mini exhibition yang memamerkan Produk Hutan Non Kayu dan produk kreatif yang berasal dari limbah kayu hingga hasil dari program CSR. Pasca event ini, Bloggers diharapkan dapat berpartisipasi dalam mengkampanyekan pelestarian hutan terutama hutan Kalimantan dan juga menyebarluaskan solusi pengelolaan hutan lestari.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Para tamu undangan yang hadir melakukan registrasi ulang di meja registrasi

Awak Datang Kamek Sambot. Saya dan teman-teman dari Komunitas Blogger Pontianak penuh semangat menghadiri acara keren yang mengangkat tema "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari". Satu per satu para undangan yang hadir mengisi form kehadiran yang telah disediakan oleh panitia. Tamu undangan dan bloggers pun langsung dipersilahkan untuk menyantap makanan pembuka yang telah disediakan sembari menunggu acara dimulai.

Setelah menyapa rekan-rekan panitia Forest Talk With Bloggers chapter Kota Pontianak antara lain Mbak Katerina dan Mas Amril Taufik Gobel. Saya pun mengambil goodie bag yang dibagikan. Didalamnya terdapat rompi dari Lestari Hutan, madu kelulut, tumbler lucu dan kopi bubuk khas Kabupaten Kubu Raya (Kalbar).

Forest Talk with Blogger Pontianak
Totebag Eco Print by instagram/galeriwongkito2 yang ramah lingkungan

Jam tangan saya menunjukan pukul 09.30 wib belum ada tanda-tanda acara akan dimulai, semua peserta hanya dipersilahkan untuk memasuki ruangan Grand Aster, tempat pelaksanaan acara ini. Berjejer kursi-kursi dengan rapi menghadap ke depan panggung kecil. Di atas panggung terdapat dua meja bulat bersama 5 kursi yang akan diperuntukkan bagi narasumber acara ini dengan latar belakang backdrop berupa spanduk besar bertuliskan Forest Talk with Blogger "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari". Tepat pukul 09.45 wib acara pun dibuka oleh Mas Amril Taufik Gobel sebagai moderator dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Blogger Senior yang juga Mantan Vice President ASEAN Bloggers chapter Indonesia, Amril Taufik Gobel memandu acara Forest Talk with Bloggers hingga selesai.

Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diskusi ringan mengenai "Menuju Pengelolaan Hutan Lestari" pun dibuka langsung dengan sambutan sekaligus pemaparan dari Dr. Amanda Katili Niode selaku Manager Climate Reality Indonesia. Dalam sambutannya, beliau memperkenalkan organisasi The Climate Reality Project Indonesia yang kini telah memiliki 300 relawan di Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Dr. Amanda Katili Niode memaparkan fenomena perubahan iklim dunia akibat emisi gas kaca

Cuaca ekstrem minus 40 derajat celcius pernah menyelimuti sepertiga wilayah Amerika Serikat di awal tahun 2019 lalu. Dan suhu panas ekstrem yang mematikan berbagai spesies binatang di Australia juga menyapa negeri Kanguru tersebut dengan rekor suhu mencapai 50 derajat celcius. Kedua fenomena tersebut menjadi bukti perubahan iklim akibat dari kegiatan manusia yang berlebihan sehingga menghasilkan gas rumah kaca.

Dr. Amanda Katili Niode lanjut memaparkan betapa emisi gas kaca saat ini membawa dampak yang sangat besar bagi perubahan iklim dunia. Pada tahun 2018 lalu, secara global perubahan iklim telah menyebabkan cuaca ekstrem yang berdampak pada 60 juta jiwa. Dan di Indonesia ada sekitar 2481 bencana yang menyebabkan ±10 juta orang yang menderita dan mengungsi.

Tak banyak yang menyadari, bahwa dampak dari perubahan iklim sudah terjadi. Bumi semakin panas, bencana semakin sering, dan musim menjadi tak pasti. Dan, ironisnya, dampak yang merugikan tersebut diakibatkan perilaku manusia yang berlebihan, mulai dari aktivitas perindustrian yang menghasilkan asap berlebihan, aktivitas pertanian yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida berlebihan, kotoran hewan ternak yang melepaskan banyak gas metana ke angkasa, polusi udara yang akibat banyaknya kendaraan bermotor, pembakaran hutan, konsep bangunan berkaca, penggunaan AC, dan sebagainya yang menghasilkan gas-gas buang, yang dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon di atmosfer.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Kegiatan manusia yang berlebihan, salah satu penyebab Pemanasan Global

Akibat kerusakan lingkungan berdampak pada pemanasan global sebagai imbas dari kegiatan manusia yang berlebihan. Salah satu dampaknya yaitu perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan permukaan air laut sehingga menimbulkan banyak pantai yang abrasi dan pulau-pulau kecil banyak tenggelam, melelehnya puncak Everest, hingga runtuhnya gunung es di Kutub Utara dan Kutub Selatan.

Selain itu, juga berdampak pada hasil pertanian, kelangkaan air, munculnya berbagai penyakit seperti stroke dan serangan jantung, wilayah tropis yang suhunya kian memanas, dan punahnya berbagai jenis hewan. Sehingga perubahan iklim memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan di Bumi yang kita tinggali.

Tanpa kita sadari dalam tindakan nyata, cepat atau lambat dan pasti peradaban akan hancur ditelan pemanasan global. Maka dari itu, perlu adanya adaptasi dan mitigasi untuk menghadapi perubahan alam. Melalui mitigasi, usaha yang dapat dilakukan adalah mengurangi sebab pemanasan global dari sumbernya. Gunanya agar laju pemanasan itu melambat, dan pada saat bersamaan dapat dilakukan persiapan diri untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada, sehingga diharapkan akan ditemukan suatu titik temu yang menjamin kelangsungan hidup manusia.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Infografis Upaya Penanggulangan Perubahan Iklim
Selanjutnya bloggers yang hadir merenungi kembali kondisi bumi yang semakin mengkhawatirkan, terlebih lagi saat Dr. Amanda Katili Niode lanjut menginformasikan bahwa setiap tahun total 1 triliun kantong plastik sekali pakai digunakan di seluruh dunia. Plastik sangat berkontribusi terhadap perubahan iklim dan membuat manusia bergantung pada bahan bakar fosil, mencemari udara, air, dan persediaan makanan, serta dapat membahayakan kesehatan manusia di sepanjang siklus hidupnya. 

Forest Talk with Blogger Pontianak
Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia
Waktu terus berjalan. Sesi selanjutnya adalah pemaparan materi tentang Pengelolaan Hutan Dan Lanskap Berkelanjutan oleh Dr. Atiek Widayati selaku perwakilan dari Tropenbos Indonesia. Pertama-tama, beliau menjelaskan tentang definisi hutan menurut KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) tahun 2018 yaitu suatu wilayah dengan pohon dewasa yang ukurannya lebih tinggi dari 5 meter dan tutupan kanopi lebih besar dari 30% dengan luasan lebih dari 6,25 Ha.

Kala hutan negeri makin merana karena banyak beralih fungsi, menjadi kebun sawit, kebun kayu, tambang, pemukiman, sampai infrastruktur seperti jalan, jembatan, tol, serta sarana dan prasarana lain. Pengrusakan hutan (deforestasi) sudah menjadi permasalahan serius di dunia global maupun nasional. Akibat dari pengrusakan hutan adalah terjadinya degradasi hutan yang memperburuk keadaan lingkungan. 

Forest Talk with Blogger Pontianak
Konversi hutan dan perubahan tutupan lahan
Bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan, tiga elemen terpenting dalam kehidupan yang tidak terpisahkan adalah tanah, sungai, dan hutan. Terutama hutan Kalimantan menjadi dunia dan sumber kehidupan bagi suku Dayak. Kedudukan dan peran hutan seperti itu menjadi alasan bagi masyarakat Dayak untuk memanfaatkan hutan dan sekaligus menumbuhkan prinsip untuk menjaga kelestarian dan kelanjutan hidup hutan Kalimantan.

Namun, di tahun-tahun ini hutan menjadi langka akibat aktivitas manusia yang berlebihan. Hutan-hutan di musnahkan dan dibangun pabrik-pabrik untuk kehidupan manusia. Ekspansi sawit meningkat sepanjang waktu, kebakaran hutan baik disengaja maupun tidak disengaja mengakibatkan hutan menjadi rusak dan gundul, hingga penebangan hutan liar atau illegal logging yang berdampak kekeringan bagi wilayah yang sudah tidak ada hutannya. 

Forest Talk with Blogger Pontianak
Dampak - Bencana Kebakaran Hutan dan Kabut Asap (2015)

Menipisnya lahan hutan sebagai penyangga udara bersih di bumi akan memperparah global warming sehingga secara signifikan akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia. Maka dari itu, Dr. Atiek Widayati pun dengan tegas menjelaskan upaya nyata untuk mengatasi permasalahan ini dengan mengembalikan fungsi hutan melalui pengelolaan lanskap berkelanjutan, yakni dengan pembangunan koridor ekologi, rehabilitasi lahan atau restorasi hutan dengan menggandeng pihak swasta seperti perusahaan kelapa sawit.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Mengembalikan Fungsi Hutan
Sudah banyak pihak yang sadar dan mulai berupaya untuk mengembalikan fungsi hutan mulai dari Pemerintah, Civil Society Organisations hingga pihak swasta dan masyakarat. Selain itu, masyarakat umum sangat diharapkan untuk berkontribusi dalam mengembalikan fungsi hutan ini dengan cara ikut mengawasi dan melestarian hutan yang ada dengan tidak menebang pohon secara liar dan membuka lahan dengan cara membakar hutan. Menjaga hutan sangat penting untuk kehidupan, selain menjaga keseimbangan iklim,juga mengatur tersedianya pasokan air dan memelihara ekosistem termasuk manusia. 

Forest Talk with Blogger Pontianak
Salah satu kontribusi masyarakat untuk mendukung hasil hutan bukan kayu

Pohon dan Ekonomi Kreatif menjadi topik hangat untuk materi selanjutnya yang kembali dibawa oleh Dr. Amanda Katili Niode, dan materi ini sangat erat kaitannya dengan pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Dalam pemaparannya beliau menjelaskan bahwa potensi hasil hutan bukan kayu di Indonesia sangat besar sekali. Kurang lebih ada 5 fungsi pohon bagi manusia, yaitu sebagai sumber serat, sumber pewarna alam, bahan kuliner, sumber furniture, dan sumber barang dekorasi. Fungsi tersebut jika dimanfaatkan dengan maksimal maka akan memajukan sektor ekonomi kreatif Indonesia.

Dengan adanya Mini Exhibition Forest-Based Products, bloggers bisa melihat langsung produk-produk yang memanfaatkan hasil hutan Kalimantan. Berbagai produk unggulan hasil hutan Kalimantan dipamerkan khusus untuk acara Forest Talk with Bloggers, seperti tenun ikat khas Kabupaten Sintang, syal, mentega tengkawang, makanan ringan, minuman sirup, hingga kerajinan dari bambu dan akar kayu.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Produk Unggulan Hasil Hutan Kalimantan

Tidak kalah menarik dari materi-materi sebelumnya, Mas Dito Cahya Renaldi memberikan pemaparan tentang program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang digagas Asia Pulp and Paper (APP), anak perusahaan Sinar Mas Group. Kontribusi APP Sinar Mas dalam mengatasi perubahan iklim diantaranya dengan melindungi hutan alam, pengelolaan lahan gambut, global supply chain hingga terbentuknya program Desa Makmur Peduli Api. 

Program DMPA sangat berkontribusi menciptakan kemandirian warga desa dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya perusakan hutan dan memberdayakan potensi disekitar hutan tanpa merusaknya.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Dito Cahya Renaldi
Forest Talk with Blogger Pontianak

Dalam pemaparannya, Mas Dito juga menyebutkan bahwa Asia Pulp and Paper (APP) memberikan program pelatihan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan industrinya untuk berinovasi dan meningkatkan kapasitas usahanya. Mas Dito juga tidak ketinggalan mempromosikan beberapa contoh sukses hasil dari DMPA region Kalimantan Barat, mulai dari kegiatan UMKM binaan APP dan kratifitasnya, hingga mini galery di saat kegiatan berlangsung.
Forest Talk with Blogger Pontianak
Salah satu contoh program DMPA di Kabupaten Kubu Raya - Kalimantan Barat


Satu demi satu rangkaian materi dari acara Forest Talk with Bloggers dilalui, moderator langsung membuka sesi sharing by exhibitor untuk mempresentasikan usaha serta memperkenalan produk mereka kepada para narasumber dan peserta yang hadir. Di akhir kegiatan, dibuka pula sesi tanya jawab untuk 3 pertanyaan yang dilontarkan peserta yang hadir kepada narasumber.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Sesi pertanyaan

Selesai acara, kami langsung diarahkan panitia menuju Ibis Kitchen untuk menyaksikan demo masak yang dipandu langsung oleh Chef handalan dari Ibis Hotel Pontianak yaitu Chef Sumangun Wijaya. Yang paling unik disini, Chef Sumangun menggunakan bahan dasar alami yang berasal dari hutan Kalimantan yaitu Madu dan Jamur. Sembari memasak, chef Sumangun juga membagikan ilmunya kepada peserta, mulai dari tips-tips mengolah makanan hingga peserta diperkenankan untuk mencicipi masakan yang sudah dibuatnya.

Forest Talk with Blogger Pontianak
Demo Masak Ayam Bakar Madu dan Olahan Jamur
Berbagai tangkai acara telah dijalani dengan produktif, banyak ilmu dan pengalaman yang peserta dapatkan. Materi yang super menarik dari para pembicara menjadi daya pikat tersendiri. Demo Masak menjadi rangkaian akhir dari acara Forest Talk with Blogger, dan peserta kembali disuguhkan hidangan-hidangan lezat untuk makan siang bersama di Ibis Kitchen.

Forest Talk with Blogger Pontianak
makan siang

Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Mau tunggu sampai bumi benar-benar rusak? Lakukan sebelum terlambat. Perubahan iklim memiliki dampak signifikan dalam kehidupan manusia. Namun kita sebagai manusia yang sadar akan kesehatan bumi ini, dapat mencegah dan mengobati perubahan tersebut dengan mengubah kebiasaan yang ada.

Hutan Kalimantan diklaim sebagai paru-paru dunia ini, menjadi sumber-sumber penghidupan bagi masyarakat Kalimantan dan dunia pada umumnya. Pepohonan nan rimbun menyerap banyak karbon dioksida dari udara dan juga membantu mengurangi keberadaan gas rumah kaca.

Dampak perubahan iklim memang berbeda-beda di setiap belahan bumi. Masyarakat di sekitarnya harus pro aktif memerhatikan lingkungan sekitarnya. Hutan tropis yang dimiliki Kalimantan mampu menyerap emisi karbon yang menjadi penyebab perubahan iklim serta pemanasan global.

MENABUR DARI HARI INI
MENUAI MASA DEPAN LEBIH BAIK



61 komentar:

  1. semakin banyak informasi seperti ini, akan semakin banyak orang yang peduli terhadap hutan di indonesia :) nice share..

    semoga hutan di indonesia terbebas dari tangan tangan jahil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin bos, tentunya buat anak cucu kita

      Bumi Semakin Panas

      Hapus
  2. bagus beritanya,, penulisannya juga tersistematis sehingga mudah di pahami

    BalasHapus
    Balasan
    1. mkasih mas Yogi.....

      mohon koreksi jika ada kesalahan

      Hapus
  3. Jadi bangga tinggal dikalimantan. Hutan nya diklaim menjadi paru-paru dunia. Oleh karena itu, yok kita jaga bersama hutan kalimantan inu:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bersama kita bisa, bersama kita berjuang.

      Salam Hutan Lestari

      Hapus
  4. Ngeri yaaa kalo kita nda peduli 😭 Yok sayangi hutan kitaaa~

    BalasHapus
    Balasan
    1. 30 derajat aja udah panas di pontianak, gimana yang di australia sampe 50 derajat...

      Hapus
  5. Bagus bang tulisannya dan dengan informasinya yang bgitu detail dan tertata,

    BalasHapus
  6. Mantap dehhhh kalimantan,, dan masih perlu terus d jaga..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalimantan ku sudah dirusak akibat ekspansi sawit, pertambangan batu bara, moga aja masyarakat luas akan sadar dan bisa bertindak utk mitigasi dan adaptasi

      Hapus
  7. semoga bakalan ada lagi acara serupa dimasa yang akan datang, karena acaranya bagus bangettt

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin,, kegiatan itu ibarat menjalin nusantara untuk rakyat sejahtera,

      terus menggaungkan lestari hutan dari pulau ke pulau

      Hapus
  8. Saya sempet sedih aja sih kenapa masih ada aja orang yang ga peduli sama lingkungan..
    Dan daerag kita kalimantan juga harus terus dijaga dan dilindungi.. jangan sampe seperti daerah lain :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin,, setiap manusia pnya kwajiban masing2 utk mengawasi dan menjaga alamnya

      Hapus
  9. Hutan sangat berperan penting di bumi ini, jadi slalu jaga hutan kita. Banyak hal yang kita peroleh dari hutan, smoga kita lebih sadar akan pentingnya hutan. "sexy killer" film dokumentasi yang membuka mata masyarakat luas akan pentingnya hutan dan menjaganya untuk kestabilan lingkungan di muka bumi ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itulah alasan saya menulis ini dengan penuh harapan, terinspirasi dari film tsb di tambah wawasan saya smkn bertambh pasca event Forest talk with blogger

      Hapus
  10. Mari sayangi hutan kita, peduli lingkungan bermula dari diri kita sendiri, :)

    BalasHapus
  11. Acara seperti ini sayang banget jika ketinggalan. Salam sukses!

    BalasHapus
  12. Sebagai generasi muda, wajib bagi kita untuk berperan aktif dalam kampanye lestari hutan. Tulisan yang luar biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Generasi Muda peduli hutan, trutama blogger harus siap kampanyekan lestari hutan bos ku

      Hapus
  13. Makin tahun suhu bumi makin panas. Akibat kebanyakan populasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makin byk populasi makin banyak pula polusi

      Hapus
  14. Setuju sekali dengan tulisan ini. Jangan sampai payung dunia yaitu pulau borneo kita gundul suatu hari nanti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mari bersama awasi dan lesarikan hutan kalimantan ya bung...

      Hapus
  15. oh hutan, sungguh malang nasib mu kau hidup bukan karna mereka namun kau harus mati karna mereka sungguh di sayangkan karena dengan merusak mu mereka akan tercekik di masa yg akan datang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hukum tabur tuai akan terjadi pd manusia.

      Sungguh hutan ku yang malang 😭

      Hapus
  16. Wah 7 upaya penanggulangan perubahan iklimnya sangat informatif. Memberikan saya langkah langkah sederhana untuk menanggulangi perubahan iklim mulai dari diri sendiri. Keren banget bang,informasi lengkap disampaikan dengan bahasa yg ringan. Mudah dipahami ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih udah mampir ....

      syukurlah kalau infografisnya bermanfaat

      Hapus
  17. Hutan yang kian hari kian parah harus ada kepedulian bagi kita

    BalasHapus
  18. Kondisi iklim saat ini bertumpu pada hutan hujan yang masih bertahan ditengah arus alih lahan ke sawit. Semoga dengan adanya seminar ini bisa semakin meningkatkan awareness kita untuk menjaga hutan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin.. tidak ada kata terlambat utk menjaga alam ini

      Hapus
  19. sayang dengan hutan seperti kita sayang dengan ibu kita. setiap dia tergores dan menangis, hati kita juga ikut pilu

    BalasHapus
    Balasan
    1. ngena bangt nih,,,,, andai insan2 di luar sana berpikiran seperti ini.

      hutan kan lestari nan rimbun

      Hapus
  20. sayangi hutan demi masa depan, dengan mengurangi sampah plastik sudah membantu dalam hal menanggulangi dampak dari kerusakan hutan

    BalasHapus
  21. Duh jadi kangen ke hutan. semoga tetap lestari hutannya... biar anak cucu juga bisa menikmati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mbak, amin mba...

      moga hutan Indonesia lestari dan terjaga

      Hapus
  22. Kalimantan eksotis banget, apalagi kan paru-paru dunia ada di Kalimantan ya. Yuk lestarikan hutan untuk generasi masa depan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuuuk kak...

      Terus gaungkan smgt lestari hutan

      Hapus
  23. Aku tidak mau kehilangan hutan. Sebab bl Bumi tanpa Hutan akan jauh lebih mengerikan dari aku tanpa kamu. Mari kita jaga hutan kita!

    BalasHapus
  24. Kerennnnnnnnnnn. saya suka artikel ini Lengkap dan runut peembahasannya
    Calon Juara

    BalasHapus
  25. Bener Bg.. kamek prnh hiking di bukit bawang bengkayang. Nah d sna hutanny bnr" msih Asri. Klo kamek bayangkan, kayak hutan jurrasic park pulak,
    Tp Tp cmne nasip generasi berikutny ye, apakah mereke msih bse melihat hutan itu. Kamek jak takjup, smoge penebangan pohon ndk semakin menjadi jadi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gunung Bawang adalah gunung keramat bagi sub suku Dayak Kanayatn. Jadi hutannya emg dijaga.

      Nah kalau pgn benar2 menggambarkan hutan kalimantan itu adalah di kawasan Gunung Kinabalu, Sabah Malaysia.

      Spesies gajah masih hidup dsana

      Hapus
  26. informatif dan berwawasan, jadi melek banget buat melestarikan hutan lebih bijak

    BalasHapus
    Balasan
    1. kuy jadi pelopor pelestarian hutan di Kalimantan..

      Hidup Blogger Pontianak

      Hapus
  27. Sedih ya melihat kondisi hutan kita sekarang. Kan kasian nanti kalo aku naik gunung nggak ada pohonnya 😥🙁

    BalasHapus
  28. Tulisan artikel ini sangat informatif dan memberi sugesti maksimal kepada generasi muda utk melestarikan hutan dengan memberikan fenomena yang ada sesuai fakta.

    Proud of u, anak muda

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sodara atas apresiasinya...

      senang dgrnya :)

      Hapus
  29. Semoga hutan terus hijau dan terus indah dilihat

    BalasHapus
    Balasan
    1. ASHIAAAAAAAPPPP bang..

      kuy sbg blogger kita kampanyekan lestari hutan

      Hapus
  30. Semoga semakin banyak orang yang semakin peduli dan cinta lingkungan ya.

    BalasHapus

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.