Puncak Carstensz: Gunung di Indonesia yang Diselimuti Salju Abadi

misterpangalayo.com - Bukan rahasia umum lagi, apabila negara yang mempunyai iklim subtropis dan sedang akan turun salju pada waktu tertentu misalnya Swiss, New Zealand, Norwegia, Alaska, dan sebagainya. Namun, bagaimana dengan kawasan tropis ? Ternyata kawasan yang dilintasi garis khatulistiwa seperti negara Indonesia mempunyai daerah yang bersalju, tepatnya di Pegunungan Jayawijaya, Papua, Indonesia.

Puncak Carstensz: Gunung di Indonesia yang Diselimuti Salju Abadi
Ilustrasi Salju Abadi

Puncak Jaya (biasa disebut Puncak Carstensz) merupakan satu-satuya puncak gunung dengan salju abadi yang terletak di Papua Indonesia yang ketinggiannya mencapai 4.884 meter di atas permukaan laut. Selain salju abadinya, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia dan salah satu tujuh gunung dengan puncak tertinggi di dunia.

Mahakarya Tuhan untuk Bumi Indonesia ini menjadi salah satu gunung impian yang selalu didambakan oleh para pendaki gunung untuk bisa menginjakan kakinya di atas Puncak Gunung Jayawijaya. Salju yang turun sebenarnya bukan akibat dari adanya badai, namun memang hujan salju yang terjadi secara alamiah. Walaupun Indonesia dilanda musim kemarau berkepanjangan sekalipun, salju tersebut akan selalu tetap ada.

Sebelum berubah nama menjadi Puncak Jaya, puncak ini bernama Piramida Carstensz atau Puncak Carstensz. Penamaan Cartensz diambil dari seorang penjelajah berkebangsaan Belanda Jan Carstenszoon saat pertama kali melihat padang salju di puncak gunung pada hari yang sangat cerah tahun 1623. Namun, bagi pihak Eropa pada masa itu dianggap tidak masuk akal karena salju di negara tropis adalah hal yang tidak mungkin.

Tiga abad kemudian, tepatnya tahun 1909 puncak Carstensz ditaklukan oleh seorang penjelajah asal Belanda yang bernama Hendrik Albert Lorentz bersama enam orang Suku Dayak Kenyah untuk membantunya melintasi alam liar Papua. Mereka direkrut dari Apau Kayan di Kalimantan Utara. Pasca ekspedisi ini, Taman Nasional Lorentz yang juga meliputi Puncak Carstensz didirikan sepuluh tahun kemudian.

Terletak pada titik koordinat S 04°04.733 dan E 137°09.572, puncak ini memiliki curah hujan yang tidak menentu yang menyebabkan memiliki tiga jenis hujan, yaitu hujan air, hujan salju, juga hujan es. Puncak Carstensz sebagai gunung kapur terbesar di Indonesia ini berada di Range Sudirman atau Dugunduguo, tepatnya di provinsi Papua Barat. Pegunungan ini memanjang dari provinsi Papua Barat wilayah Indonesia hingga ke negara Papua Nugini.

Puncak ini memiliki suhu hingga 0 derajad celcius, bahkan bisa minus pada kondisi tertentu menyebabkan minimnya oksigen. Selain itu, medan yang terjal dan berbahaya sehingga dapat dikatakan sebagai tujuan trakking yang sangat menantang, 3 dari 5 poin kesulitan. Puncak Carstensz semula merupakan dasar laut yang dalam dan muncul akibat terangkatnya bebatuan sedimen karena tumbukan lempeng Indo-Pasifik dan Indo-Australia di dasar laut.

Menurut ahli geologi dunia, ribuan tahun lalu, dunia hanya mempunyai satu benua yang dikenal sebagai Benua Panggea. Namun karena desakan alam, benua ini pun terpecah menjadi dua bagian, sehingga membentuk benua baru. Dinamakan benua Laurasia daan benua Eurasia. Benua Eurasia inilah yang akhirnya pecah kembali dan membentuk beberapa bagian, seperti daratan Amerika selatan, India, Afrika, dan Australia.

Di benua Australia terjadi pengendapan serta pergeseran lempeng. lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia bertumbukan di dasar laut. Karena fenomena inilah sehingga menghasilkan busur pulau yang dipercaya sebagai awal dari terbentuknya pulau Papua beserta pegunungannya yang sangat indah. Bukti bahwa Pulau Papua merupakan bentukan alam yang awalnya adalah bagian dari dasar laut terlihat dari aneka fosil laut dan berbagai macam bebatuan di Puncak Jayawijaya. Karena proses sedimentasi beserta tumbukan lempeng dalam jutaan tahun silam, sehingga fenomena alam ini terbentuk dan dapat di lihat dengan nyata.

5% dari cadangan es di dunia, ada di Puncak Jayawijaya. Namun, karena pemanasan global yang kian menjadi – jadi, sebagian es di gunung ini kian mencair tiap tahunnya. Seperti yang dilansir infonawacita (06/1/2017), Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan Indonesia terancam kehilangan salju abadi di Puncak Carstensz, Gunung Jayawijaya mengacu pada tren penyusutan lapisan es dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Andi, perkiraan hilangnya salju abadi itu merujuk pada observasi langsung yang dilakukan pada Juni 2010, November 2015 dan November 2016. Observasi ini bertujuan untuk mengukur kecepatan penurunan tebal es akibat pemanasan oleh atmosfer. Pada pengukuran terakhir 23 November 2016, kata Andi, tebal es di Puncak Carstensz menyusut 1,42 meter sejak Mei 2016 dan tebal es tersisa 20,54 meter. Sementara periode November 2015 hingga Mei 2016, lapisan es di Puncak Carstensz mengalami penyusutan 4,26 meter yang disebabkan el nino kuat pada periode 2015-2016.

Puncak Carstensz atau Puncak Jaya merupakan salah satu dari tiga puncak bersalju dunia yang berada di khatulistiwa, selain di Benua Afrika dan di Benua Amerika di Peru. Puncak Carstensz ini, menjadi salah satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia (seven summits) mewakili wilayah Australasia.

Sebagai warga negara Indonesia, kita mempunyai kewajiban yang mutlak untuk menekan laju pencairan es di Puncak Carstensz dengan menghindari perilaku yang memicu pemanasan global seperti penebangan hutan liar dan mengurangi produksi emisi karbon. Setuju kah Anda ?

Tidak ada komentar:

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.