#BPS2010: Mengapa Persentase Dayak di Kalbar Melonjak Naik ?

misterpangalayo.com - Dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mempublikasikan buku yang berjudul “Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia”. Sensus ini menggunakan teknologi Intelligent Character Recognition/ Optical Mark Reader (ICR/OMR) dan metodologi survei yang digunakan BPS dalam menentukan etnis seseorang ialah berdasarkan self-identification.

#BPS2010: Mengapa Persentase Dayak di Kalbar Melonjak Naik ?

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Barat menurut sensus tahun 2004 berjumlah 4.073.304 jiwa, sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 4.395.983 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 1.328.185 jiwa (30,21 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 3.067.798 jiwa (69,79 persen).

Di Kalimantan Barat, dari hasil sensus tahun 2000 dinyatakan bahwa jumlah orang Dayak sepertiga jumlah populasi, di tahun 2010 lalu mengalami kenaikan cukup fantastis hingga mencapai 49,94%. Sedangkan, etnis Melayu pada tahun 2000 juga sepertiga jumlah populasi dan data sensus penduduk tahun 2010 malah mengalami penurunan. Jumlah mereka (Melayu Kalbar) makin mengecil hingga tersisa kurang dari seperlima populasi (18,54%). 

Komposisi Suku Bangsa di Kalimantan Barat berdasarkan Sensus 2000 terdiri suku Sambas (11,92%), Tionghoa (9,46%), Jawa (9,14%), Kendayan (7,83%), Melayu Pontianak (7,50%), Darat (7,39%), Madura (5,46%), Pesaguan (4,79%), Bugis (3,24%), Sunda (1,21%) dan Banjar (0,65%). Publikasi resmi BPS tersebut tidak menunjukkan secara resmi jumlah Suku Melayu dan Dayak.

Sama seperti sensus tahun 2000, pada sensus 2010 lalu metodologi survei yang digunakan BPS dalam menentukan etnis seseorang ialah berdasarkan self-identification. Self-identification yang dimaksud adalah pengakuan seseorang terhadap kebudayaan dan adat istiadat yang dianutnya. 

Sehingga dalam SP2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar).

Hal yang mengejutkan adalah perihal klasifikasi suku Sambas (baca: Melayu Sambas). Tahun 1930, Pemerintah Hindia Belanda telah memasukkan Sambas ke dalam suku Melayu. Pada sensus penduduk tahun 2000, suku Sambas menjadi suku yang berdiri sendiri, seperti Suku Banjar, Suku Kutai, Suku Berau, dan Suku Kedayan. Menurut hasil sensus Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2000, persentase suku Sambas adalah 11,92% dari total populasi Kalimantan Barat.

Hasil sensus penduduk 2010 (pdf: http://bit.ly/2vWycC3), Suku Sambas dan lainnya digabung kedalam suku Dayak Indonesia dan menjadi salah satu dari 268 suku bangsa lainnya. Berdasarkan data tersebut, populasi suku Sambas pada sensus penduduk tahun 2010 digabung kedalam suku Dayak Indonesia.

Hal ini menyebabkan suku Dayak di Kalimantan Barat meningkat tajam menjadi 49.91% (2.194.009 jiwa) dan menjadi etnis paling dominan, sedangkan suku Melayu menurun menjadi 16.50% (814.550 jiwa).

Begitu pula halnya di Sumatera Selatan, dimana etnis Melayu mengalami penurunan sangat signifikan. Berdasarkan sensus tahun 2000, jumlah suku Melayu di propinsi tersebut sudah mencapai 34,37%, namun pada sensus 2010 jumlah mereka melorot menjadi 8,09%.
 
Menurut pengakuan BPS, hal ini disebabkan oleh adanya reklasifikasi beberapa etnis yang pada tahun 2000 dimasukan ke dalam kelompok suku bangsa Melayu. Orang-orang Palembang, Enim, dan Kayu Agung, yang pada sensus 2000 diklasifikasikan sebagai etnis Melayu, tahun 2010 lalu dikelompokan ke dalam suku bangsa asal Sumatera Selatan. Padahal pada sensus 2000, suku Komering yang memiliki bahasa mirip orang Kayu Agung sudah diklasifikasikan terpisah dari Melayu.

Sekedar informasi, komposisi penduduk pada SP2010 menurut kelompok suku bangsa menunjukkan bahwa suku Jawa (95,2 juta jiwa), suku sunda (36,7 juta jiwa) dan suku Batak (8,5 juta jiwa) masih merupakan tiga kelompok suku bangsa terbesar di indonesia. Sebaliknya, suku nias (1,04 juta jiwa), suku minahasa (1,24 juta jiwa) dan suku gorontalo (1,25 juta jiwa) merupakan suku-suku bangsa yang populasinya paling sedikit.

Data dan informasi selengkapnya dapat Anda diakses pada website resmi BPS dengan alamat: http//sp2010.bps.go.id. dengan penyajian online itu, akan lebih banyak data dan penjelasan yang dapat diperoleh serta lebih mudah mengaksesnya dari mana saja dan kapan saja.

Tidak ada komentar:

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.