Fenomena Balik Kampung, Sepeda Motor Naik Bus


misterpangalayo.com - Tradisi Budaya Balik Kampung bagi masyarakat Melayu di Indonesia dan Malaysia khususnya di Kalimantan Barat sudah menjadi fenomena tahunan untuk menyambut perayaan Hari Raya Idul Fitri, bertemu keluarga dan saudara-mara yang jarang berjumpa mencetuskan nostalgia tersendiri. Tidak salah apabila Idul Fitri menjadi saksi pola migrasi besar umat Muslim, dari kota-kota besar ke daerah pedesaan.

Di Indonesia fenomena balik kampung untuk menyambut hari lebaran disebut sebagai “mudik” yang berasal dari bahasa jawa ngoko yaitu mulih dilik yang berarti pulang sebentar. Fenomena balik kampung ini juga dianggap sebagai ‘emosi’ orang Melayu Kalimantan Barat. Ia mempunyai hubungan perasaan dan jiwa yang bersulam dalam tradisi masyarakat Melayu.

Tradisi Budaya Balik Kampung mempunyai segudang manfaat, yaitu mempererat tali silaturahmi, membina hubungan yang baik sesama anggota keluarga dan mengajarkan anak mengenai akar dan budaya dari tradisi ini.

Kebutalan saya dibesarkan dalam lingkungan masyarakat Melayu Sambas di Kalimantan Barat, suasana hari lebaran sangat kental nuansa Melayu. Seperti di hari pertama lebaran, amalan subuh hari raya yang saya lakukan sewaktu kecil adalah amalan mandi raya, memakai pakaian baru baju Melayu lengkap dengan songkok, lalu menuju ke masjid untuk sholat IED.

Setelah selesai sholat IED, berbondong-bondong untuk pulang ke rumah untuk bermaaf-maafan kepada orang tua dan anggota keluarga. Tentunya hal yang paling di incar disini adalah duit raya. Kemudian kita akan bersilaturahmi ke rumah keluar­ga, bertanya kabar, makan ketupat lebaran dan kue lapis khas Sambas.

Dewasa ini, balik kampung akan terbayang kendaraan yang berduyun-duyun keluar kota memenuhi jalan raya mulai dari sepeda motor, mobil, dan angkutan umum yang berbaris panjang menuju ke kampung masing-masing baik di utara, selatan, timur atau barat.

Tidak sedikit masyarakat menggunakan sepeda motor untuk menjadi teman mudik karena lebih dianggap murah dan efisien. Selain itu alasan keamanan, karena tidak banyak yang mau meninggalkan sepeda motor dalam waktu tidak sebentar. Namun, banyaknya volume kendaraan saat mudik membuat pengguna sepeda motor mempunyai potensi kecelakaan dan kerugian lainnya.

Selamat, Aman dan Nyaman itu merupakan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan mudik yang diinginkan. Untuk terciptanya kelancaran, kenyamanan dan keamanan selama mudik, pemerintah telah menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mudik menggunakan sepeda motor dan beralih menggunakan transportasi umum. 

Sumber Gambar : http://indomoto.com

Namun, ada sebuah fenomena unik di Kalimantan Barat khususnya jalur pantai utara ( Pontianak - Sambas) yaitu Bus umum yang menggangkut beberapa sepeda motor di atas atap bus. Ini sudah menjadi hal yang umum menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Mungkin banyak yang bertanya bagaimana cara mereka menaikkan sepeda motor tersebut ke atap bus. Dan pemiliknya bersantai dan tiduran di dalam bus sembari menikmati perjalanan mudik selamat ke kampug halamannya masing-masing.

Terlintas dipikiran saya, ini merupakan salah satu alternatif buat kamu yang ingin mudik selamat, aman dan nyaman selama perjalanan menggunakan jasa angkutan umum dan pastinya sepeda motor kesayangan kamu juga ikutan mudik supaya di kampung kamu bisa berpergian kemana-mana dengan sepeda motor. Ibarat Sambil Menyelam Minum Air.

Demikian kurang lebih artikel Fenomena Balik Kampung, Sepeda Motor Naik Bus. Mudik selamat, aman dan nyaman tanpa menggunakan sepeda motor. Semoga artikel ini bisa bermanfaat buat Anda.

Tidak ada komentar:

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.