Misteri Makam Belanda di Bukit Tanjung Batu Pemangkat


misterpangalayo.com - PEMANGKAT merupakan sebuah kota kecamatan dengan julukan Kota Berkat, Kota Perdagangan dan Kota Api (Sering Terjadi Kebakaran) yang secara administratif terletak di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, dengan posisi berada Lintang: 1 ° 10 '35 "N dan Bujur: 108 ° 57 '14 "E di pulau Borneo. 

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jawai, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Selakau Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Semparuk, Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna.

Populasi sekitar 90 ribu jiwa dengan beberapa suku atau etnis yaitu Melayu, Tionghoa, Dayak, Bugis, Jawa dan suku lainya. Mata pencaharian penduduk Pemangkat yaitu Sektor Pemerintahan, Perdagangan, Pertanian, Peternakan, Kerajinan Tangan, Perikanan dan Sektor Keterampilan (Buruh, Kernet, Cangkau, dan keahlian bangunan). Sebagian besar penduduk beragama Islam dan sebagian lain beragama konghucu, Nasrani dan Budha.

Bukan hanya panorama alamnya yang indah, Kota Pemangkat juga banyak menyimpan misteri dan peninggalan-peninggalannya  tempo dulu. Di kaki Gunung Tanjung Batu terdapat 2 buah meriam tembak yang usianya hampir 2 abad dan sampai sekarang masih ada keberadaannya. Tidak jauh dari situ terdapat Tugu kekejaman fasisme Jepang yang memakan korban tidak sedikit.

Tugu pada awal tahun 1974 masih terlihat dikelilingi oleh belasan makam prajurit Belanda yang gugur menjalankan tugas,  dengan bukti diberinya tanda setiap kepala nisan dengan bentuk salib yang diletakkan topi baja prajurit. Pemerintah kurang memperhatikan dan tidak dipelihara sampai tahun 2008, maka dapat dilihat sebagai sebuah tugu monumen yang bentuknya bujur sangkar dengan puncak atas berbentuk limas dengan tulisan 1850 dan badan tugu empat persegi bertuliskan F. Jsorg, Luit Kol Inf. 1850 dan V.Winsheim. Legenda Batu Ballah. Merupakan salah satu legenda rakyat yang sudah jadi salah satu aset.

Pada masa pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda, Pemangkat adalah Benteng Pertahanan yang strategis dan merupakan tempat pendaratan Balatentara Jepang pertama kali di Kalimantan Barat pada tahun 1942. 

Berbicara masa era pemerintahan Hindia-Belanda, ada satu tempat yang sampai saat ini masih ada keberadaannya yakni Makam Jendral Belanda Van Den Boch di atas Bukit Tanjung Batu Pemangkat. Masyarakat pribumi mengenalnya dengan nama OBOS, dan di makamnya terdapat tulisan !0/10 th.1850.

Sampai saat ini, masyarakat pribumi menganggap kawasan tersebut mempunyai nilai mistis dan membuat bulu kuduk merinding. Saya sendiri (penulis) pernah diganggu oleh makhlus tidak kasat mata di kawasan makam Van Den Boch.

Cerita ini berawal dari saya dan teman saya menikmati sunset di Tanjung Batu Pemangkat, waktu semakin berganti, sang mentari pun perlahan-lahan mulai menghilang. Entah ada angin apa, seperti ada aura negatif yang memanggil saya untuk naik ke bukit Tanjung Batu.

Logika saya sudah hilang rasanya, tanpa pikir panjang saya pun mengajak teman saya untuk mendaki bukit. Dia pun mau menerima ajakan saya, padahal hari sudah mau maghrib dan menurut kepercayaan orang setempat, tidak boleh berada di kawasan bukit Tanjung Batu jikalau adzan maghrib mau berkumandang, PAMALI katanya.

Tapi saya tidak tahu entah mengapa tidak menghiraukan pesan-pesan penduduk setempat. Kami pun sedikit kesusahan mendaki bukit Tanjung Batu karena tanahnya yang begitu terjang, 45 derajat.

Sesampai di Makam Jendral Belanda Van Den Boch, kami pun melihatnya dengan seksama, karena baru pertama kali melihat makamnya. Makamnya tidak terlalu menarik dan kurang terawat, dibiarkan terlantar begitu saja. Padahal ini bisa menjadi object wisata sejarah untuk Kota Pemangkat.

Perlu di beri taman dan hal-hal pendukung lainya, dengan kata lain ini akan menambah destinasi Kota Pemangkat dan Kabupaten Sambas pada umumnya. Lanjut lagi ke cerita saya, dari kejauhan adzan maghrib pun berkumandang dan saya baru tersadar, mengapa kami bisa ada di sini, mengapa dan mengapa ??

Saya pun mengajak teman saya untuk turun ke lereng bukit, di dekat Makam terdapat pohon tua yang sangat besar. Tak sengaja saya berhenti sejenak disitu, tinggal setengah meter jarak saya dan pohon itu, tiba-tiba kami berdua mendengar nyanyian perempuan sangat jelas sekali. Terasa dia berada dibalik pohon.

Kaget bukan kepalang, tanpa pikir panjang kami pun langsung berlari terbirit-birit ke lereng bukit. Ketika berada di bawah, teman saya melihat sesosok makhluk laki-laki dengan postur tubuh sangat tinggi dan besar tanpa kepala. Dia sedang melihat kami dan memperhatikan gerak gerik kami.

Sosok mahkluk itu masih menjadi pertanyaan, Apakah yang dilihat tadi adalah Van Den Boch ?? atau Penunggu Bukit Tanjung Batu ?? dan suara perempuan seperti sedang menyanyikan anak kecil.

Sosok Van Den Bost atau OBOS diceritakan oleh masyarakat setempat sebagai tentara Belanda yang bengis dan memiliki ilmu Rawarontek, untuk membunuhnya harus memisahkan tubuhnya tanpa setitik darah jatuh ke tanah dan bagian tubuhnya harus dikubur di daratan yang terpisah oleh Laut. Selain Tanjung batu bagian tubuh lainya ada di gunung Kalangbau.

12 komentar:

  1. Bro, sekedar saran...
    mun bise sertakan gambar2 yg mendukung... macam nak tugu.. tulisannye... bahkan mun bise.. kuboran Obosnye n sgale ape yg mendukung artikel itok. Biar pembace bise langsung merassappeknye... (bace tulisan n liat gambar), heheehe

    BalasHapus
  2. Bro, sekedar saran...
    mun bise sertakan gambar2 yg mendukung... macam nak tugu.. tulisannye... bahkan mun bise.. kuboran Obosnye n sgale ape yg mendukung artikel itok. Biar pembace bise langsung merassappeknye... (bace tulisan n liat gambar), heheehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saran saudare sangat membangun,, Insya Allah dalam wkt dekat saye akan berkunjung kesana,... nanti saya upload fotonya...

      Terima kasih sudah berkunjung

      Hapus
  3. Informasi itok sangat bermanfaat untuk penduduk lokal yang belum tau cerite sejarah Sambas dan sekitarnye.. gali terus info kekinian tentang Sambas

    BalasHapus
  4. Sangat bermanfaat, untuk pengetahuan masyarakat pemangkat. Banyak masyarakat pemangkat yg tidak tau dengan arti sejarah kotanya sendiri.

    BalasHapus
  5. salam kenal jika berkenan kunbal juga gan

    BalasHapus
  6. Hahahahahahaha.....
    Bejumpe juak rupenye....

    BalasHapus
  7. Aku suah ke sie tapi sik an nemunye, barang jak bee, semak² be tinggi lalu, ah sodah lah cume kuboran belande na'ang

    BalasHapus

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.