Dayak Punan, Suku Tertangguh dan Misterius di Borneo ( Part I )

misterpangalayo.com - Banyak cerita miring tentang suku Dayak Punan yang merupakan salah satu suku penghuni Kalimantan. Keberadaan suku Dayak Punan tersebar di seluruh wilayah Kalimantan. Suku Punan atau orang Punan merupakan salah satu suku yang paling tangguh. Baik saat berperang, berburu dan bertahan hidup di hutan serta merupakan suku yang penuh misteri hingga kini.

sumber


Diantara 400-an suku Dayak yang ada di Kalimatan , Suku Punan merupakan suku yang memiliki segala “kelebihan” diantara suku Dayak lainnya. Menurut catatan yang ada, Dayak Punan terbagi dalam seuluh suku, yaitu, Suku Punan Hovongan di Kapuas Hulu, Kalbar, Suku Uheng Kereho di Kapuas Hulu, Kalbar Suku Punan Murung di Murung Raya, Kalteng, Suku Aoheng (Suku Penihing) di Kalimantan Timur, Suku Punan Merah (Siau), Suku Punan Aput), Suku Merap, Suku Punan Tubu, Suku Ukit/Suku Bukitan/Suku Beketan dan Suku Bukat. Suku Punan Habongkot,Suku Panyawung , serta Suku Punan Kelay di Sungai Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Dayak Punan juga tersebar di Sabah dan Serawak, Malaysia Timur yang menjadi bagian dari Pulau Kalimantan. Dayak Punan membagi dua golongan mereka sebagai orang Punan yang mengiuti anjuran pemerintah dan mau menerima peradapan dan sebagian lagi menyebut diri mereka Dayak Punan asli yang masih menjaga kultur dan aat mereka serta tida tersentuh oleh pembangunan.

Konon, orang Punan jaman dahulu sangat ditakuti oleh suku Dayak lainnya karena mampu berperang dengan baik. Sebagai “pemburu kepala” atau “ngayau” (dalam bahasa Inggris diistilahkan head hunter) orang Punan sangat ditakuti karena merupakan suku yang berani dan berilmu tinggi dan memenggal, memakan hati dan isi perut lawannya adalah hal yang lumrah mereka lakukan.

Selain sebagai suku yang handal berperang (dan tentunya dengan cara memenggal kepala lawannya), orang Punan juga dikenal merupakan pencari jejak (treckking) terbaik di alam. Jika banyak masyarakat desa yang tersesat atau kehilangan anggota keluarga di dalam hutan, biasanya msyarakat memanggil orang Punan untuk meminta bantuan untuk mencarinya. Imbalannya, sangat sederhana, mereka hanya meminta garam atau tembakau atau barang-barang kebutuhan sehari-hari. Sungguh menakjubkan, bukan!

Cara berpakaian orang Punan, sebagian beasr masih memanfaatkan kulit kayu dengan berbagai aksesoris hiasan seperti dari manik-manik dan dikepala mereka terikat kain layaknya sorban orang arab dengan hiasan layaknya kepala macan atau harimau. Kebiasaan memakan sirih juga menjadi ciri mereka.

Konon, orang Punan mampu berjalan dengan mudah diantara dahan-dahan pohon. Bahkan sebagian tidak menjejak di tanah, karena kelebihan ilmu gaib dan kemampuannya beradaptasi dengan hutan sebagai alamnya. Bahkan ada yang menyebut, bahwa orang Punan tidak makan garam sehingga tubuh mereka sehat, ringan dan lincah menerobos rimbunan pepohonan.

Sebagian besar suku Dayak memanfaatkan sumber hewani dari hutan. Begitu juga dengan orang Punan yang merpakan suku pemakan segala. Artinya mereka memakan binatang apa saja yang mereka temui di dalam hutan sebagai sumber protein. Daging ular, tikus tanah, berbagai jenis burung, biawak, kera dan lainnya merupakan santapan lezat selain babi dan rusa yang juga melimpah didalam hutan Kalimantan.

Cara hidup suku Punan juga masih menjadi misteri. Ada yang menyebut mereka tinggal di dalam goa-goa yang disekelilingnya terdapat sumber air dan hewan yang berlimpah. Tinggal di dalam goa juga akan memudahkan mereka mencari sarang burung wallet untuk ditukar (barter) dengan kebutuhan pokok.

Sebagian orang masih meyakini suku Punan berdiam diatas dahan-dahan pohon sebagai tempat tinggalnya. Hidup mreka ditopang oleh hasil hutan seperti rotan, damar, dan kayu gaharu yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Hingga ini keberadaan suku Punan yang belum tersentuh peradapan dan bantuan pemerintah daerah masih menjadi misteri. Karena bukan tidak mungin, didataran Kalimantan yang sangat luas ini masih ada suku-suku terasing dan primitif yang perlu bantuan dan sentuhan pembangunan.

2 komentar:

  1. Senang sekali dengan artikel anda. Penasaran dengan suku dayak Punan. Menurut sejarah mereka berasal dari Yunan. Saya penasaran, adakah hubungan dayak Punan ini dengan dynasty Yan di jaman Cina kuno? Dynasti Yan runtuh 2000 tahun yang lalu. Raja mereka memiliki marga murung, ada beberapa tempat di kalimantan yang bernama murung raya. Biasanya manusia yang berpindah ke tempat yang baru sering menamakan daerah yang baru dengan tempat yang lama atau dengan nama leluhur dan raja mereka. Adakah penelitian lebih lanjut tentang sejarah dayak Punan?

    BalasHapus
  2. Selamat siang broo...
    Saya suka sekali baca tulisan anda.
    Saya minta izin untuk membagikannya lebih luas. Dan akan mencantumkan link blog ini.

    BalasHapus

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : raditmananta@gmail.com
+Twitter : @raditmananta

Tata Tertib Berkomentar di blog misterpangalayo:

1. Gunakan Gaya Tulisan yang Biasa-biasa Saja
2. Tidak Melakukan Komentar yang Sama Disetiap Postingan
3. Berkomentar Mengandung Unsur Sara Tidak di Anjurkan

Diberdayakan oleh Blogger.